Menemukan toko ini di sekitar Shibuya kemarin. Entah kenapa begitu melihat bagian Shibuya ini,saya merasa makin dekat dengan Shibuya.
Merasa akhirnya,ah saya akhirnya melihat sisi mu yang lain wahai Shibuya. Sisi yang jauh dari kesan glamor.
Mnemukan cafe ini di shibuya kemarin. Lagi,saya merasa makin dekat dengan shibuya. Ternyata banyak kafe yang terselip2 di antara megahnya 109,OIOI,Tobu Plaza,dan gedung bertingkat lain.
Melihat Graffiti ini di Shibuya kemarin. Lagi saya makin merasa dekat dengan Shibuya dan orang Jepang. Saya akhirnya menganggap mereka setara dengan manusia lainnya.
Sama sama ada perasaan ingin mlanggar peraturan, sama sama ingin jahil.
Melihat bapak ini kemarin di Shibuya. Sekali lagi,saya merasa lebih dekat dengan orang Jepang. Saya merasa kita sama. Sama sama harus berjuang keras untuk hidup. Meskipun sepertinya tidak ada yang mendengarkan promosi bapak tersebut, dia tetap semangat tinggi teriak.
Melihat kumpulan sepeda terparkir di bawah jembatan layang, kemarin di Shibuya. Berbeda dengan foto foto sebelumnya, ketika melihat ini saya merasa lebih tidak mengenal Jepang.
Kenapa mereka mau saja parkir sepeda di tempat yang ‘gelap’ seperti shibuya? Kenapa mereka tetap saja rapi bersepeda padahal disana tidak ada polisi?
Ah. Jepang ternyata belum sama seperti saya. Jepang ya tetap Jepang.
Se ‘freak’ apapun sisi shibuya bisa terungkap,tetap Jepang itu negara yang aman dan rapih.
Foto foto di atas ini diambil acak sekali selama satu jam. Pukul 13.20 sampai 14.20 kemarin sembari menunggu prtujunkan shamisen di hotel dekat Shibuya.
Berfikir lama apakah lebih baik berteduh di kafe ataukah lbih baik berjalan jalan di sekitar. Dan nampaknya berjalan jalan di sekitar itu pilihan yang cukup arif.
Siapa sangka dalam 1 jam saya bisa melihat jepang dari sisi lain?