Uncategorized

Untuk Pak Haris dan Anak-anaknya

Mei tahun ini menandakan 7 tahun petualangan rumah tangga saya dengan Pak Haris. Bersamanya seru dan banyak pembelajaran. Di tahun ke-7 pernikahan ini, akhirnya saya paham betapa suami saya semangat sekali mengetuk pintu surga lewat berbuat baik kepada orang tua. 

Kami tinggal bersama kedua orang tua saya.

Semakin menua, Allah berikan saya tantangan untuk menghadapi Ibu yang semakin mudah marah. Apalagi saat pandemi seperti ini. Ibu saya sangat berhati-hati terhadap penularan virus corona.

Semua protokol dijaga ketat. Jika PandemicTalk membuat penghargaan untuk warga Indonesia yang paling konsisten menjaga protokol, saya yakin Ibu saya menang mewakili Depok. 

Jika ada yang tidak langsung mencuci masker atau tidak langsung mandi begitu selesai melakukan perjalanan dari luar, maka siap-siap akan langsung mendapatkan nada tinggi dari Ibu saya. Sekali dua kali saya berusaha memberikan argumen berbasis data ilmiah, namun dibabat mentah oleh Ibu. 

Ibu saya tidak percaya dengan vaksin COVID. Menganggap semua langkah pemerintah salah. Jangan-jangan Ibu Anda juga seperti itu?

Pak Haris, meskipun pada beberapa hal tidak setuju dengan sikap berlebihan Ibu, tetapi beliau tidak pernah melawan. Tidak pernah melakukan sanggahan. Padahal saya yakin Pak Haris bisa membuat argumen balik yang ciamik, hanya saja tidak dilakukan.

Pak Haris tahu bahwa ketika orang tua masih di dalam perawatan kita dan mereka senang bersama kita, maka disitulah pintu surga terbuka. 

Saya menyayangi Ibu saya, tentu saja. Melihatnya tetap sehat dan bisa sibuk dengan segala aktivitasnya sungguh menyenangkan hati. Namun sebagai anak perempuan, stok sabar saya masih kalah jauh dari Pak Haris. 

Untuk anak kami yang akan membaca pos ini di masa depan, Ibu berdoa agar kalian mempunyai sifat  sabar kepada orang tua seperti Ayah kalian. Sungguh di bagian ini Ibu harus banyak belajar. 

Kami tinggal bersama kedua orang tua saya.

Untuk melepas rindu, tentu yang dilakukan bapak mertua di Palembang adalah menelpon anaknya. Waktu favoritnya adalah saat malam hari. 

Meskipun dengan mata yang sudah dalam posisi “sekali dihembus napas akan langsung tertidur” akibat kelelahan bekerja di depan komputer seharian, Pak Haris jarang sekali menutup telpon duluan. Dibiarkannya bapak mertua bercerita hingga larut malam.

Mencoba melotot sebisanya, yang paling penting terdengar tetap gegap gempita. Untuk usaha ini, sungguh Pak Haris saya ingin  acungi 20 jempol. 

Untuk anak kami yang akan membaca pos ini di masa depan, Ibu berdoa agar kalian mempunyai sifat menghormati orang tua seperti Pak Haris. Jangan menutup duluan telepon Ibu ketika kalian merantau nanti, ya. 

Kami tinggal bersama kedua orang tua saya.

Ibu saya sekali dua kali berkata jika Pak Haris keberatan untuk tinggal bersama, kami dibebaskan untuk tinggal di rumah sendiri.  Pak Haris merespon bahwa beliau senang-senang saja tinggal bersama orang tua saya.

“Tidak tega membiarkan orang tua berdua saja di rumah,” katanya. 

Keinginan Pak Haris untuk mendapatkan pahala maksimal melalui jalan merawat dan tinggal dekat dengan orang tua mengetuk pintu hati saya. Ketukan paling kencang adalah dua minggu lalu, ketika Pak Haris mencabut aplikasinya sebagai periset senior di badan riset Saudi Arabia, negara yang kerap masuk menjadi tujuan jangka panjang karirnya.

Sebagai rekan hidup selama 7 tahun ke belakang, saya tahu betapa karir di Arab Saudi sangatlah menggiurkan baginya. Apalagi kesempatan itu sudah di depan mata. 

Tetapi keputusan  Pak Haris untuk tetap berada di Indonesia, untuk tetap dekat dengan orang tua di Palembang dan mertua sungguh membuat saya bangga. 

Hingga saya memberanikan menuliskannya di sini.

Sehingga jika ada hal yang membuat saya gemas tentang Pak Haris, saya bisa membaca ulang tulisan ini untuk mengingat  kenapa Pak Haris memang yang terbaik. Ihiy.

Untuk anak kami yang akan membaca pos ini di masa depan, Ibu berdoa semoga tetap ada perwakilan dari kalian yang akan dengan senang hati menemani Ayah dan Ibu di Indonesia di masa tua kami. 

(Ditulis untuk memenuhi tantangan Mama Gajah Bercerita)

hidup

Pos Pertama 2021: 3 Poin Cara Didik Ayah

Hai! Assalamualaikum! Wahai warga wordpress, alhamdulillah saya kembali 🙂. Untuk yang belum tahu kabar dan posisi terakhir saya, semoga itu penting yah untuk diketahui HAHAHA, alhamdulillah saya dan keluarga sudah kembali ke Indonesia. Kami tinggal di Depok sejak Januari 2020. Sejak saat itu pula, diri ini belajar menyayangi kembali negeri setelah tujuh tahun merantau. 

Dibalik begitu banyak hal yang buat saya gemas gemas cantik tentang Indonesia, tentu banyak hal yang disyukuri ketika pulang. Salah duanya: ingat dengan hari nasional dan ikut komunitas. 
Bener banget, di postingan sekarang saya akan bercerita berhubungan dengan pendidikan (mumpung bulan Mei) demi memenuhi tantangan MaGaTa (Mama Gajah Bercerita). Tetapi supaya mikirnya cepat berhubung sudah deadline, maka saya akan bercerita tentang pola didik Ayah saya yang begitu membekas di hati. 

Seperti biasa, Ayah saya adalah yang terbaik yang Allah hadirkan pada kehidupan saya, meskipun cucok banget di saya belum tentu cocok di keluarga yang lain. Begitu gaes.
Kita mulai pembahasan yah 🙂

1. Kamu mau gak masuk sekolah? Silakan. Bebas.

Meskipun Ayah saya mempunyai motto di akhir semester: “Jika kamu bisa ranking 1, kenapa harus ranking 2?” Beliau tidak pernah menghukum ataupun memarahi saya ketika nilai saya turun atau jeblok. Selama saya sudah berusaha dan tidak mencontek.
Mungkin karena saya tidak mendapatkan banyak tekanan, saya merasa sekolah bukanlah untuk semata-mata mengejar nilai. Bahagia dan lempeng.

Bahkan sejak SMP, saya boleh mengambil waktu libur di hari biasa jika saya merasa lelah sekali atau kalau menggunakan istilah sekarang “sedang burn out” (Gaul banget yah saya, prok prok prok). Mungkin daripada saya bohong lalu main ke mall padahal seharusnya ke sekolah, lebih baik jujur dan diam di rumah istirahat. Palingan sih, Ayah atau Mama saya mengingatkan, “Kamu punya jatah gak masuk berapa kali emang?”

2. Beda pendapat? Boleh.

Ayah saya berusaha konsisten untuk membuat sesi diskusi keluarga di akhir pekan. Biasanya Ayah saya membawa suatu topik panas di dunia politik, ekonomi ataupun sosial dan dibahas bersama. Selanjutnya, Ayah meminta kami untuk bertanya ataupun mengeluarkan pendapat terkait topik yang Ayah bawa. Mumpung di depan Ayah sendiri, maka saya berani mengeluarkan pertanyaan teraneh dan terliar saya yang takut saya utarakan di forum umum. Meskipun beberapa kali pendapat saya berbeda namun Ayah tetap santai menjawab pertanyaan saya. 

Ayah tidak pernah menganggap pertanyaan anaknya bodoh atau aneh, namun mencoba menjawabnya dengan cara sebijak mungkin. Dari cara Ayah saya memperlakukan anak perempuannya, maka saya merasa bahwa perempuan itu punya hak bersuara yang sama dengan anak laki-laki. Suara saya berarti. Ceilah.


3. Di dalam gaji suami, ada bagian untuk kamu yang sudah bekerja keras.

Setelah memantapkan diri untuk bekerja dari rumah sebagai ibu berusaha sibuk, tentu saya pernah merasa tak berdaya ketika melihat rekening tidak sepenuh dahulu ketika masih menjadi mahasiswa S2  berbeasiswa. Saya sempat merasa tak enak harus meminta uang kepada suami untuk memenuhi keinginan jajan cireng dan cilok istri. Namun, Ayah saya selalu mengingatkan saya untuk jangan malu meminta bagian dari gaji suami. Tentunya dengan cara yang cantik dan mempesona yah memintanya. 

Ayah bilang, “Suamimu bisa bekerja dengan baik dan total karena kamu menjaga keadaan rumah dengan baik, maka sudah jelas istri bisa meminta bagian. Jangan merasa takut dan merasa tidak pantas.” 


Terimakasih Ayah, senang sekali putrimu bisa kembali ke rumah dan bisa mendengar nasihat ayah dan melihat wajah Ayah lebih banyak lagi 🙂

Uncategorized

Curhat 6-Bapak Ibu Kyoko Naik Haji Dari Jepang (2018-HIS):Berjuang membuat keadaan Tenda yang nyaman bersama teman-teman yang dipilihkan Allah SWT (19-21 Agustus 2018)

Mina >>Arafah >> Muzdalifah>> Mina

Saya percaya bahwa Allah SWT memilihkan teman-teman & ibu2 untuk menetap di tenda yang sama dengan saya bukan tanpa alasan. Insya Allah saya yakin ada hal yang bisa saya pelajari dari keseharian dan dari kehidupan sehari-hari yang dihabiskan bersama ibu-ibu dan teman2 di tenda Mina.

Kami berpuluh jumlahnya dari berbagai macam Negara dikumpulkan dan bermalam berhari-hari tentulah kami pelan2 bisa mengetahui sikap asli dari penghuni Tenda.

Umar bin Khattab berkata:

فَرَفِيقُكَفِيالسَّفَرِالَّذِييُسْتَدَلُّبِهِعَلَىمَكَارِمِالأَخْلاقِ

“Apakah dia pernah menemanimu dalam safar, yang safar merupakan indikasi mulianya akhlak seseorang?” (Ibnu Hajar berkata, Dishahihkan oleh bin Sakan, ini dishahihkan Syaikh Al-Albani dalam Irwaul Ghalil 8/260 no 2637)

Sedikit Cerita Tentang Keseharian di Tenda

Tenda kami sangat panas di dalam, bukan berarti tidak terpasang AC, hanya saja jangkauan AC nya memang ga luas..sehingga yang sejuk hanya bagian tertentu. Bagian depan tenda yang merupakan pintu gerbang keluar masuk, yang merupakan tabir yang membatasi suami suami setengah teriak dari luar mencari istri yang di dalam tenda “Ada X-san di tenda? Tolong kasih tau ya kalau suami nya nyari”

Tenda besar putih dengan bagiang gerbang depan yang mudah terbuka, begitu tersibak masuklah juga pasir-pasir menyapu mesra mereka yang dapat lahan tidur di depan gerbang tenda. Keadaan ini sebenernya adalah ladang pahala bagi mereka yang mendapatkan jatah tidur di depan pintu. Jika mau bersabar dan menjaga hati.

Tidur dibagian depan pintu yang menjadi pintu masuk keluar angin adalah pengalaman yang paling diingat selain pengalaman wisuda S1. Awalnya saya tidak menyadari bahwa pasca tidur di depan pintu tenda selanjutnya menyebabkan masuk angin dahsyat. Sampai-sampai saya merasa kewalahan harus menahan seharian angin yang ada di perut seharian. Ketika ingin ke kamar mandi, meskipun sudah sakit perut bagaimanapun..saya tidak memaksa perut saya untuk lebih memprioritaskan buang air besar dibanding membuang segalon angin di perut..Maaf bukan maksud menulis yang kurang “bersih”, tapi asli baru kali ini saya ngerasa “bener-bener masuk angin”..

Dengan masuknya banyak opini bahwa di dalam tenda terlalu panas dan mudahnya bagian dalam terlihat dari luar orang yang berlalu lalang, akhirnya ada beberapa yang berusaha memasangkan sleeping bag di depan tenda agar angin AC tidak banyak keluar alias proses pendinginan lebih efekif. Alhamdulillah, di tenda kami ada seorang Ibu yang sering ikut pramuka dan nampaknya ahli camping, jadi beliau dengan mudahnya membuat simpul dan memasang dengan rapih dan tegak sleeping bag sebagai pintu tambahan tenda.

Luar biasa! Keren banget deh kalau liat ibunya beraksi, kayak film-film J

Di Tenda ada wifi, tapi dengan kemampuan super minimal.

Tapi toh di saat seperti ini sebenernya wifi justru kalau bisa tidak dipakai bukan? Tanpa wifi saja godaan untuk membuyarkan konsentrasi ibadah tinggi, rasa ingin mengobrol suka bablas, apalagi kalau ditambah Wifi nyala dengan kencang wahhh banyak istighfar deh! Alhamdulillah wifi nya seret XD

Di Tenda mina ini kawan-kawan wordpress, jangan sangka bahwa akan banyak arahan atau acara tambahan dari HIS yang membuat jadwal kita full selama di Mina. Tidak seperti itu. Sesekali memang ada kajian singkat dari HIS, namun itu tidak cukup membuat kita sibuk selama di Tenda Mina padat. Oleh karena itu, akan sangat baik kalau kita memikirkan konten-konten apa sajakah yang mau kita bawa ke Mina, dalam bentuk buku doa, video ceramah, hal apapun yang bisa membuat pikiran kita “sibuk”selama di Mina. Kalau tidak terfikir membawa segala macam peralatan, seperti saya saat itu, sebenernya membaca Alquran ini sudah bisa membuat diri kita “sibuk”.

Apakah ini kelemahan HIS? Tidak dan Iya. Tidak untuk tipe-tipe seperti saya yang lebih suka dengan target-target pribadi yang sudah dibuat selama Ibadah haji, saya merasa tidak masalah dengan sedikit kajian yang diberikan HIS. Tapi, nampaknya tidak sedikit juga yang kecewa karena tidak ada sesi kajian “pengisi waktu”selama di Mina, sehingga nampaknya HIS harus menjelaskan dari awal tentang jumlah kajian yang akan mereka berikan selama di Mina.

Di Tenda putih yang luasnya setengah auditorium kelas S1 saya dulu, yang paling sulit dilakukan adalah menahan untuk tidak mengobrol lama2 sambil bergerombol layaknya talkshow. Allah tahu saya suka mengobrol, maka Allah berikan saya tantangan di poin itu J, bagaimana tidak, di sebelah kanan dan kiri saya penuh dengan Ibu-ibu yang sangat asyik untuk ditanyakan tentang kisah hidupnya :”)

Kawan2 wordpress yang baik, ketika di Tenda Mina, kami datang sebagai orang-orang asing yang disatukan Allah, lalu kami menghabiskan malam bersama, kami sama2 berada di tenda saat sisa badai pasar menyapa, saling berbagi ketakutan, kami saling berbagi jatah tempat tidur yang menampung 7/8 badan, kami saling pinjam meminjam alas kaki menuju WC yang asik dan becek.Selanjutnya..kami saling menyemangati untuk menahan ngantuk ketika berdzikir di arafah, kami menyemangati untuk tetap bertahan di malam panass layaknya punggung ini dibakar api di muzdalifah lalu kami kembali lagi ke Mina.

Kami datang pertama kali ke Mina sebagai orang asing, lalu kembali kedua kalinya ke Mina seperti kawan seperjalanan yang saling mengerti duka suka satu sama lain. Ketika mulai saling mengenal, maka godaan untuk mengobrol lama-lama itu muncul J. Akhirnya saya mengerti juga triknya, kalau misalkan diri ini sudah merasa terlalu mengobrol, maka saya segera pura-pura menyingkir dalam diam. Tapi tapi tentu mengobrol itu tetap baik lho, karena insya Allah dari mengobrol itu banyak hikmah yang bisa kita ambil. Seperti seorang ibu dari Singapur yang berkali2 bilang kepada saya “Kamu harus jadi politisi nih, menurut saya kalau kamu ikut pemilu kamu menang deh”. Wakwaw banget kata-kata ibu Singapur ini lekat banget di pikiran saya, kayaknya saya kalau ngomong sama beliau mukanya berapi-api kali ya.

Sehari-hari di tenda yang kami lakukan tentunya mendekatkan diri kepada Allah SWT dan mengingat Allah, salah satunya dengan shalat. Jangan sampai lupa, kalau di Tenda Mina ini shalat nya di qashar dari 4 menjadi 2 untuk shalat Dzuhur, Ashar, Isya dan dilakukan di waktu shalat masing-masing.

Melihat informasi dari https://islamqa.info/id/answers/109353/kekeliruan-yang-terjadi-saat-berangkat-ke-mina-dan-mabit-pada-malam-arafahmaka kita bisa mengambil kesimpulan bahwa satu-satunya shalat Sunnah yang dilakukan saat masa-masa mina (begitu juga di muzdalifah) adalah shalat Sunnah fajar, itupun kalau berangkat dr Muzdalifah pasca subuh. Wallahua`lam.

Mungkin ketika di lapangan nanti kita akan melihat akan ada orang yang tetap melakukan shalat tahajjud atau punya pandangan yang berbeda, semoga kita dihindarkan dari perilaku saling debat dan tetap berusaha “kalem”untuk memberitahu sesama.

Sehari-hari di tenda, tentu para wanita akan sangat merasa kegerahan dan ingin rasanya segera ku copot jilbab dan kipas-kipas di dalam tenda. Hal tentang membuka aurat di tenda ini sempat ditanyakan oleh seorang Ibu saat sesi Tanya jawab. Atas pertanyaan“apakah kita boleh membuka aurat ketika dalam tenda”, jawaban dari sang ustadz adalah boleh saja, tetapi harus ekstra hati-hati karena besar kemungkinan bisa terlihat dari luar oleh non-muhrim. Wallahua`lam.

Kalau menurut saya, melihat kondisi tenda Mina yang tidak benar-benar tertutup memang harus hati-hati sekali ketika membuka aurat J. Semoga Allah SWT menghindarkan kita dari sifat keraguan dan hal-hal yang membuat kita ragu yah

Dengan banyaknya kewarganegaraan, tipe orang yang tumplek blek masuk ke dalam tenda Mina, maka perbedaan pendapat bukanlah hal yang mustahil muncul di Tenda ini, mulai dari yang protes karena imam sholat bukan berasal dari kubu mereka. Protes atas keputusan HIS yang lebih “nurut”ke peraturan pemerintah Saudi bukan “mengutamakan”Sunnah-sunnah menurut mereka, apapun bisa dijadikan sumber protes. Semoga jamaah haji Indonesia yang masuk ke dalam kelompok haji dari Jepang bisa memberikan contoh bahwa Islam adalah agama damai yang menyelesaikan perbedaan pikiran dengan cara yang baik J

Yang tak terlupakan selama di mina

Episode Mina-Muzdalifah-Arafah adalah episode dimana Allah SWT memperlihatkan bahwa kuasa Allah itu besar dan tidak ada yang tidak mungkin. Di episode ini, saya pun belajar banyak tentang sifat manusia. 4 hal yang super mengena di kalbu terdalam saya adalah:

1.Ketika Allah mengeluarkan kuasanya lewat badai pasir

Teman-teman, seumur hidup saya belum pernah mengalami gempa yang sangat kuat sampai harus evakuasi keluar rumah. Saya belum pernah mengalami tsunami dan segala kejadian bencana alam lain, Alhamdulillah. Sehingga sungguh, kejadian dimana ada sedikit badai pasir yang membuat tenda kami bergoyang-goyang di malam sudah cukup membuat saya ketakutan dan merasa bahwa hanya Allah tempat kita berlindung. Di saat itu saya mulai tersadarkan, sungguh jika Allah mau membuat saya wafat di saat itu juga, seharusnya saya lega karena saya wafat dalam keadaan sedang ihram..Badai pasir saat itu sempat menerbangkan atap dari tenda arafah jamaah Maluku dan daerah timur Indonesia (berdasarkan info dari jamaah haji yang sempat saya mengobrol dengannya.) Sementara untuk yang menetap di Mina memang tidak merasakan badai pasir yang sampai membuat porak poranda tenda.

2. Merasakan “Heat stroke”

Suasana di dalam tenda Mina sangatlah panas, apalagi saat awal-awal karena belum terbiasa. Sehingga kami pun menyiapkan semprotan air di kiri dan kipas di tangan kanan, dan menaruh botol air di muka agar tetap merasa sehat. Jumlah air botol yang disediakan oleh panitia penyelenggara haji sebenernya sangat banyak agar kami jangan sampai dehidrasi.

Tetapi posisi tumpukan botol jauh di depan tenda bagian pria, dan usaha untuk menerjang panas keluar tenda mengambil tumpukan botol bukan hal yang mudah. Saya terlalu percaya diri bahwa sebagai salah satu peserta termuda insya Allah saya cukup kuat untuk membawa botol berkali-kali keluar, nampaknya saya terlalu sombong saat itu..Tiba-tiba entah kenapa setelah saya kembali ke dalam tenda saya merasa muka saya panas dan berkunang-kunang.

Saya merasa seperti tiba-tiba tidak ada tenaga, dan saya merasa seperti ingin tiduran saja..mata saya menghangat. Mata saya menghangat mengeluarkan air mata karena tidak menyangka bahwa saya akan selemah itu.

Saat itu saya merasa bener-bener kecil sekali sebagai Makhluk Allah, sungguh mudah sekali buat Allah SWT membuat seseorang yang 5 menit lalu merasa sangat fit dan bisa menerjang panas lalu diberikan serangan “heatstroke”seketika.

Saat itu menurut keterangan Ibu2 di Tenda, muka saya terlihat seperti setengah sadar. Sayup terdengar ibu-ibu berkata “ini muka Dita udah merah banget”, “ayo cepet2 dikasih es!”Lalu dalam keadaan setengah sadar saya merasakan dingin bongkahan es di tengkuk belakang dan di sela-sela badan saya. Pelan2 akhirnya saya kembali ke keadaan normal. Alhamdulillah..

Untuk seseorang yang tidak pernah dibawa ke ruang UKS ketika upacara karena mau pingsan, jujur pengalaman ini adalah pengalaman yang membuat saya banyak berfikir. Sungguh, Allah memang Maha Kuasa atas segala sesuatu..

3.Berusaha menghindari kecendrungan untuk berfikir:

“tempat ku tidak lebih nestapa dari dirimu”, “track yang aku tempuh lebih nestapa dari apa yang kau tempuh”

Di Mina ini semua jamaah HIS disatukan dalam satu tenda, dan selain jamaah HIS, kita juga akan bertemu dengan jamaah dari Air1 dan juga MIAN. Di saat melihat tenda jamaah haji dari travel lain mulai lah muncul potensi-potensi untuk tidak bersyukur, salah satunya tidak bersyukur dengan keadaan tenda sendiri. Saya melihat bahwa tenda salah satu travel sangatlah luas, nampaknya sangat enak untuk gogoleran tidur disitu. Nampak terlihat lebih cakep ratio luas penampang sofa tidur berbanding dengan besar badan jamaah. Akhirnya iseng lah saya bertanya kepada teman saya yang berasal dari travel tersebut, “Wah disini enak ya luas ya? Soalnya di tenda saya setengah dari ini luasnya”, yang sontak dibalas “Enggak,disini tuh sempit”.

Nah lho, yang bener yang mana 😀

Dari cuplikan diskusi di atas, saya bisa tau bahwa pada dasarnya memang kita manusia itu ga pernah puas. Acap kali kita harus merasa terlihat lebih nestapa padahal itu tidak perlu. Saya merasa tidak puas dengan tempat tidur saya karena saya membandingkan dengan kondisi tenda teman saya. Teman saya kenapa merasa tidak puas, ya bisa saja karena membandingkan dengan apa yang di marketing-kan oleh si travel. Lebih baik memang jangan jadi peng-katalis ketidak-bersyukur-an orang lain, lebih baik tahan berkomentar yang membuat orang untuk merasa ga puas hahahaa.Ye kan, daripada membuat pahala ga maksimal.

Berada bersama dengan pasukan jamaah dari paket yang lebih premium, sebenernya obrolan dari “Kelompok ekonomi” seperti kami bisa saja seputar “apa yang paling nestapa dari memilih pergi melalui jalur murah Srilanka”, “apa yang paling gak banget dari transit di Srilanka”, tetapi nampaknya satu pasukan kami berusaha untuk tidak mengeluarkan protes apapun, karena kalau sekali protes bisa terdengar sangat menyedihkan, bukan?. Karena jawaban dari segala protes kami paling mungkin adalah: “Loh makanya jangan pakai kelas ekonomi dong”

Yang paling membuat saya terkejut adalah rasa tidak puas ternyata lebih dalam terdengar dari para jamaah haji yang menggunakan airline yang lebih mahal, yang memilih jalur premium. Sungguh, saya tidak menyangka akan demikian karena saya kira perjalanan mereka akan lebih menyenangkan dan minim kejadian pemicu protes. Namun tampaknya jalur yang mereka tempuh lebih berawan dan ada kejadian kurang enak tentang barang bawaan yang mereka bawa. Entah ada yang kehilangan barang dan semacamnya.

Mendengar hal ini, sungguh saya jadi belajar sesuatu. Bahwa makin tinggi level kenyamanan yang kita pilih, maka potensi kita mendapatkan pahala juga akan lebih besar pula? Karena dengan memilih dan membayar lebih mahal untuk level kenyamanan yang lebih baik, maka kita akan menge-set ekspektasi cukup tinggi dan ruang untuk kecewa dan protes pun tinggi. Jika mempunyai manajemen hati ikhlas yang baik, wah! Luar biasa ini pahala yang bisa didapatkan oleh jamaah premium.

Sebagai posisi yang cendrung lebih “minim masalah”, yang paling baik yang kita bisa lakukan adalah dengan lebih berempati dengan mereka yang mengalami keadaan yang kurang enak selama di perjalanan. Berempati kepada mereka yang kurang puas. Oleh karena itu yang lebih baik dilakukan adalah menahan untuk berkata berkali-kali, “Wah Alhamdulillah yang kita mah ga kayak gitu, lancarr beneran deh”. Karena nampaknya kalimat ini akan lebih banyak mudharatnya ye kan.

4. Semua orang terlihat sama, apapun jabatannya

Yang paling special dengan memakai ihram adalah ketika semua orang menggunakan baju paling sederhana yang sama. Apapun jabatan yang mereka punya saat itu, semuanya berpakaian putih-putih. Tidak ada harta dunia yang dibawa. Tidak ada orang memakai ihram dengan merek hermes atau Loewe.

Jamaah haji Jepang di Mina, sepanjang pengetahuan saya, tidak ada pembedaan kemah berdasarkan jamaah plus atau tidak. Maka dalam satu tenda kita bisa melihat semua orang dengan berbagai latar belakang jabatan di satukan.

Disitu mungkin ada pejabat kedutaan yang biasa diberikan service yang memadai namun selama di Mina harus berlatih terhimpit untuk tidur. Disitu mungkin terdapat pejabat yang terbiasa memberikan perintah dan terbiasa ditaati, namun di Mina itu mereka berlatih sekuat tenaga untuk lebih membaur dengan para penghuni tenda yang beragam.

Ibu-ibu yang berpenampilan sederhana di Mina, kita tidak tau apa yang sudah mereka usahakan untuk menanggalkan perhiasan dunianya. Ketika kita melihat jamaah haji asal negara lain yang sedang berkumpul berjalan memakai seragam yang sama, kita tidak tahu sebenernya apa jabatan dunia yang mereka punya.

Bisa saja di antara para jamaah tersebut ada seorang gubernur, ada seorang tuan tanah, ada seorang pemilik startup besar di negaranya. Ketika berada di Mina,ketika hati mereka hanya terpaut kepada Allah mengejar prestasi akhirat,maka mereka tanggalkan segala atribut dunia dan berkumpul di Mina dengan penampilan luar yang sederhana.

Saat melihat berbagai variable yang ada selama menetap di Mina, hal yang paling dalam bagi saya adalah (yang sudah saya sebut di pos sebelumnya): Di Mina itu kita tidak tau apa yang sudah di korbankan dan berusaha di tanggalkan orang untuk konsentrasi beribadah. Jika memang masih ada sifat yang kita anggap kurang layak dan menyulut emosi, anggap saja itu sudah usaha maksimal untuk mengeluarkan sifat diri yang terbaik.

Selamat menikmati suasana Tenda Mina yang penuh memori indah dan seru untuk dikenang, Semoga Allah SWT melancarkan seluruh prosesi haji teman2,

Salam,

 

Annisa Anindita

Superanindita-Minaakhir40
Ibu2 sedang memasak mie menggunakan air panas di Mina. 

Superanindita-Minaakhir39
WC di Mina. WC Penuh perjuangan

Superanindita-Minaakhir34
WC di Mina dan sekat tempat gue memaksa badan gue masuk ke sekat agar bisa masuk ke dalam antrian paling pendek di WC Mina. Bersakit-sakit dahulu pendek antri kemudian.

Superanindita-Minaakhir29
Dapur di Tenda Mina yang alhamdulillah cukup bersih

Superanindita-minaakhir25
Jamaah haji selesai melakukan prosesi lempar jumrah. Memadati pasar di sekitar komplek Mina.

Superanindita-Minaakhir24
Tenda Mina di pagi hari saat masih “cukup bersih”

Superanindita-Minaakhir23
Di sekitar Mina itu ada pasar yang menjual berbagai kebutuhan haji. Memang ya haji itu memanggil para pedagang dari banyak negara, itu tertulis juga di shirah Nabi. 

Superanindita-Minaakhir22
Sayangnya pemandangan seperti ini juga kerap terlihat di Mina 

Superanindita-Minaakhir20
Sampah di Mina yang menurut teman2 HIS sudah dibersihkan oleh jamaah haji Jepang dengan dimasukkanke kantong plastik hitam

Superanindita-MInaakhir19
Sampah yang menumpuk di Mina, salah satu hal yang bikin sedih dan mikir semoga standar sanitasi dan pengolahan sampah haji meningkat. 

Superanindita-Minaakhir11
Sudut emergency exit

Superanindita-MInaakhir10
Masa-masa pagi dan pembagian makanan dan minum

Superanindita-Minaakhir9
Cucian di Mina yang digantung di luar oleh para jamaah. Karena saya kurang cerdik urusan cuci baju di saat-saat seperti ini, akhirnya cucian baju saya berakhir bau banget. Dan di Mina akhirnya ga nyuci baju besar hanya dalemanaja.

Superanindita-minaakhir7
Di depan tenda Vietnam

Superanindita-minaakhir5
Suasana tenda Mina yang akan terus saya ingat

Superanindita-Minaakhir3
Makanan di Mina yang paling Indonesia

Superanindita-minaakhir2
Tumpukan minum di dekat dapur di Mina

Superanindita-minaakhir45
Martabak hits yang dijual di Mina

 

Uncategorized

Curhat 5-Bapak Ibu Kyoko Naik Haji Dari Jepang (2018-HIS): Tenda Mina dan Sekelumit tentang Kehidupan di sana (19-21 Agustus 2018)

 Mina >>Arafah >> Muzdalifah>> Mina

Assalamualaikum, insya Allah dalam pos ini, saya akn bercerita tentang apa yang dilakukan oleh saya dan grup kami selama berada di Mina. Ngomong2 tentang suasana Mina, memang setiap tahun kondisinya bisa berbeda, jika saya mendengar cerita dari teman saya yang berangkat haji terlebih dahulu (dari jepang juga). Makanan yang didapatkan bak makanan kawinan, artinya cukup mewah. Selain itu, dapat cerita teman yang lain kalau posisi tenda mereka dekat dengan tenda haji plus sehingga menemukan WC yang bersih bukanlah hal yang benar-benar sulit.

Lalu, bagaimanakah kondisi yang kami alami? insya Allah akan saya coba saya ceritakan dr sudut pandang saya 🙂

yang perlu diperhatikan hanya satu: Bahwa Allah SWT memberikan kondisi sesuai dengan apa2 yang menurut Allah kita perlu diuji. Allah tahu banget kalau saya suka emosi dan saya susah sekali menahan bau badan, maka Allah menguji saya akan hal-hal tersebut. Saya paham bahwa haji adalah perjalanan perjuangan menembus batas diri, saya sadar bahwa “jihad” saya adalah dengan melawan hal2 buruk pada diri saya tersebut.

Tiba di Mina menuju subuh 03.50 pagi, semuanya gelap. semuanya tertidur. untuk mayoritas kami yang pergi tanpa membawa anak tentu insya Allah masih bisa menemukan space tidur entah diujung atau di sela-sela teteh2 yang sudah tertidur, yang jadi bahan konsumsi pikiran saya justru Ibu-ibu mesir yang membawa anak usia 1 tahun dari rombongan kami. Masya Allah..itu gimana ya anaknya bisa istirahat di tengah tenda Mina yang penuh? Alhamdulillah..ibu-ibu mesir itu akhirnya diprioritaskan untuk tidur di dekat AC Tenda.

Kami tiba sudah dekat dengan subuh, pelan-pelan penghuni tenda sudah mulai bangun dan bergegas ke tempat wudhu termasuk saya. Saya keluar tenda dan mulai menelusuri tanda WC, menelusuri tenda kamboja, tenda-tenda dari bapak ibu Asia tenggara dan menemukan jajaran WC. WC nya hanya keliatan dari jauh karena saya mengantri dari belakang.

PENUH. mengekor…

101 Urusan Mandi Cuci Kakus di Mina 

Suasana WC yang membutuhkan kejernihan pikiran

45 menit saya menunggu dan antrian masih panjang, karena saya rasa ga efektif menunggu wudhu di keadaan mepet adzan subuh begini, akhirnya saya pun kembali lagi ke tenda dan balik lagi pasca 30 menit lagi untuk wudhu dan urusan kamar mandi.

Alhamdulillah keadaan lebih terkendali, tapi tetep ramai banget..

Seenggaknya saya dapat pelajaran bahwa janganlah diri kita memaksakan diri untuk datang ke kamar mandi mepet subuh, datanglah seenggaknya 30 menit sebelum atau kalau telat ya setengah jam abis shalat datang lagi ya! hehe

Mengantri WC di Mina itu menarik, kita melihat bagaimna manusia bisa melakukan berbagai cara unik dan “kurang pas” ketika kepepet urusan MCK. Ada orang tua yang cukup sepuh dari negara-negara asia tenggara yang pipis tidak di WC, sepertinya sudah kebelet karena memang antriannya panjang banget. Ada juga yang ditemani teman untuk menaruh air pembuangannya dalam botol (ini kerjasamanya tulus banget ga sih? ).

Sampah di WC Mina memang banyak sekali. Terlihat banyak karena memang dibuangnya tidak di tempat sampah, tapi berceceran di sekitar WC. Sekitar maksudnya adalah di luar dan di dalam kubik-kubik kamar mandi sama-sama banyak sampah.

Saya kira salah satu penyebabnya mungkin karena tidak banyak tempat pembuangan sampah yang disediakan, kedua adalah mungkin para penghuni tenda mina yang kurang sadar akan kebersihan.

Jujur, awalnya saya kaget banget harus melihat sampah popok bayi, bekas segala macam2 (yang kita ga akan kepikiran kok bisa dibuang disitu) teronggok di dalam kubik, berjarak hanya 2 langkah dari saya yang harus mandi disitu juga. Tetapi lama-lama saya “memaksa” diri untuk terbiasa.

Yang ada di pikiran saya saat itu ada dua. bahwa kalau saya saja bisa shocked dengan keadaan WC di Mina, padahal saya ini orang Indonesia yang “sedihnya” seharusnnya biasa saja melihat sampah bertebaran, gimana ya temen-temen Nihonjin (Orang Jepang) muallaf yang harus melihat ini semua. Masya Allah, kesabaran mereka yang bertumpuk berlapis tinggi itu semoga dibalas oleh Allah SWT..

Kedua, saya rasa memang kita tidak bisa marah dan hanya bisa bersabar dan berdoa. Karena keadaan Tenda, keadaan WC, baik dan buruknya adalah cerminan kaum muslim saat ini, keadaan Mina adalah miniatur keadaan kaum muslim sedunia saat ini. Di Mina ini semua umat muslim dari berbagai daerah disatukan, jika kita melihat ada perilaku muslim lain yang “kurang elegan” ya itulah kenyataannya bahwa tingkat ekonomi dan kesejahteraan tiap negara muslim itu berbeda, tingkat edukasi atas kenyamanan publik ya berbeda. Kalau kita juga marah, saya rasa memang ga membantu sama sekali.

Saya melihat memang kebanyakan yang melakukan apa yang kita sebut sebagai “tindakan ekstrim” di WC adalah para sepuh. Dipikiran saya daripada saya ga sabar dan mulai muncul keinginan untuk mengutuk tindakan tersebut di depan para penghuni tenda mina lain, saya coba membayangkan kalau itu adalah mbah/nenek saya sendiri. Mbah saya yang harus nahan pipis lama, mbah saya yang mungkin udah ga tahan lagi dan bingung gimana harus minta tolong untuk duluan ke kamar mandi ya karena WC prioritas juga ga ada kan…

Memang susah untuk sabar-sabar di urusan toilet, saya pun juga gampang emosi. Selain dua hal pemikiran di atas, saya juga melihat bahwa orang-orang yang datang ini itu…kita ga tau sudah mengorbankan apa di tanah air mereka untuk bisa kesini. Para nenek, bibi2 yang sudah menua, kita ga tau apa yang sudah mereka korbankan untuk datang berhaji. Jadi, anggaplah memang sudah tugas kita yang lebih muda-muda ini untuk lebih pengertian kepada mereka

Menikmati Antri WC di Mina 

WC di Mina ada beberapa tipe, ada yang “katanya” dikhususkan untuk shower-only, begitu ditulis, ada pula yang untuk buang air kecil besar. Walaupun memang WC laki-laki dan perempuan terpisah, terkadang ada bangunan WC yang sekat antara laki-laki dan perempuannya kurang jelas. Di salah satu sisi ada tempat untuk sikat gigi, cuci baju, cuci muka, di seberang tidak jauh ada tempat untuk “buang air kecil” bapak-bapak.

Terkadang memang tidak semua orang bisa dan ingin antri, dan tidak semua orang sabar menunggu mereka yang masuk ke dalam WC. Pernah di suatu malam saya ingin berwudhu dan buang air kecil di WC dan nampaknya saat itu suasana agak “tegang” karena banyak yang ternyata mandi di dalam WC! bukan hanya urusan “sepele” dan sebentar semacam buang air. Sehingga, jika ada yang bawa shampoo dan sabun sudah mulai diliat dengan tatapan “yang bener aja ente mandi!!!”.

Waktu itu di belakang saya ada seorang jamaah Air1 asal hongkong, mereka berbicara dalam bahasa Inggris tentang lamanya mengantri di WC dan mereka seperti menunjuk2 mereka yang bersiap2 mandi. Karena saya merasa ga enak kalau mereka suuzhon sama saya, akhirnya saya bilang: “tenang saya ga mandi kok, pipis ajah”

Jika ada yang di dalam terlalu lama, maka tak segan ada yang menggedor2 :)), yang serunya karena ini berasal dari berbagai negara, maka  mereka para jamaah haji protes dan memberikan gesture dengan bahasa mereka sendiri…walaupun ga mengerti bener-bener apa yang mereka katakan, tapi semacam bisa merasakan ikatan hati sesama para penunggu antrian WC. hahahahah

Saya baca salah satu pos tentang bagaimana cara agar sabar selama haji, adalah dengan memaklumi bahwa budaya masing-masing negara berbeda. Prinsip itu yang coba saya bawa ketika berada di seluruh rangkaian ibadah haji, apalagi di 3 daerah yang utama “Mina, Muzdalifah, Arafah”.

Untuk orang yang super emosian kayak saya, yang apapun bisa dipake sebagai bahan “ledakan”, mengulang-ulang kalimat yang saya baca untuk menenangkan/ berdzikir efektif untuk menjaga hati. Ketika disalip oleh seseorang ketika kita antri WC padahal kita udah antri 30 menit misalnya… anggaplah bahwa di negara orang yang menyalip kita itu mengambil prinsip bahwa “menjadi tercepat dan terdepan adalah penting, meski dengan menyalip pun”, atau mungkin di negaranya punya prinsip “no nyalip no life”. Sambil mencoba positive thinking seperti itu..sambil mengelus dada XD hahahaha

Sambil mengantri WC, biar ga kerasa nunggunya, biasanya saya suka mengobrol dengan jamaah2 yang berada di depan belakang antrian. Bertemulah saya dengan jamaah haji kalimantan,  Malaysia, thailand, vietnam..seru juga :), sambil memperhatikan bahwa sebenernya muka kita dari Asia Tenggara ini mirip2, masya Allah. Saya pernah sok asik nanyain Ibu2 yang bahasanya agak mirip sama bahasa Indonesia..tapi pakai atribut jamaah Kambodja. Ternyata beliau memang benar adalah orang Indonesia yang tinggal di Kambodja, dan di kampungnya banyak terdapat orang Indonesia juga 😉

Air sempat habis di WC Mina juga wahai kawan-kawan wordpress, saat itu akhirnya kami mencoba menghemat air dengan cara menahan agar tidak ingin buang gas dan ke kamar mandi hahaha. Kejadian air habis ini sempat membuat kumpulan PET bottle menumpuk di toilet karena para jamaah haji cenderung menggunakan jatah air minum sebagai sarana wudhu.

Ketika air sedang dalam keadaan tiris seperti ini, maka yang paling berjasa adalah deodorant sheet tanpa pewangi yang bisa dipakai sebagai ganti mandi :”), kayaknya sih menurut saya lumayan banget yah untuk menghilangkan kotoran di badan meskiii tetep lebih enak ya mandi total yah. Tapi ketika di suasana camping Mina kayak gini, bukankah semuanya harus disyukuri maksimal ye kan?

Mencuci di Mina

Pertanyaan klasik selama di Mina adalah: apakah kita bisa mencuci? Jawabannya tergantung nasib dan posisi tenda hahahaha.Saya pernah melihat video haji di youtube tentang suasana tenda Mina, disitu terlihat bahwa gantungan tali cucian terbentang dengan rapi dan dengan keyword yang acap kali didengar “segera kering”. Untuk poin ini memang benar, apapun yang kita cuci mina akan cepet kering insya Allah.

Kebetulan saat tahun saya, di luar tenda itu sedikit sekali tempat yang bisa dibuat untuk gantungan baju, dan tidak banyak juga saya temukan teman satu tenda yang mencuci baju di luar. Yang umumnya dicuci hanyalah baju dalaman dan itu dikeringkan di dalam tenda. Ibu2 SRIT ada yang membawa gantungan baju dengan penjepit yang berbentuk bundaran, wah ini membantu banget loh :”)

Kapan sih cuci baju dilakukan? Di saat kita bisa masuk kamar mandi hahahaa, sebenernya ibu2 dari Negara lain banyak yang mencuci peralatan makan dan pakaian di area wudhu, tapi saya kurang ahli mencuci di depn umum, akhirnya 5 menit di dalam kubik mandi itu diefektifkan untuk urusan buang air dan cuci baju juga. Di Mina ini saya bener-bener belajar efektif 🙂

Saya termasuk yang jarang mencuci baju di Mina..mungkin hanya sekali cuci baju, dan itu saya gantung menggunakan gantung baju biasa di luar tenda. Mungkin karena proses perendaman tidak sempurna dan factor lain seperti cuaca berdebu di tenda mina, hasil pencucian saya justru bau matahari dan gatal…bener-bener saya ga bisa bayangin baunyah.

Saya masih ingat sensasi memakai baju yang salah proses pencucian ini dan gatal dan bau yang abadi melekat di badan..ya Allah…kalau dengan ini cara saya mendapatkan pahala aku rela insya Allah ya Allah…

Begitulah di mina ini kita diberi tantangan oleh Allah di hal yang kita lemah, Allah tahu saya ga begitu lemah urusan antri WC, tapi saya lemah urusan susah mandi dan baju bau, maka Allah memberikan saya tantangan disitu..Masih ingat saya hampir merengek ke suami saya dengan mata berkaca-kaca yang ditahan, sambal berkata “Mas! Ini saya udah berapa hari ga mandi? Saya ga tahan ini bau bangettt saya ga pernah kayak gini”, lalu suami saya menenangkan ketika jalan menuju lempar jumrah “Iya ini anggap aja jihad nya Ibu disini”, terus saya cuman bisa diam berfikir.

Selama di tenda mina ini Kalau ada benda yang saya kira sangat berguna dan benda ini sempet membuat orang2 kagum karena bentuknya yang fungsional, itu adalah: baskom lipet! Hahahaa, karena ga makan tempat dan bisa dipakai untuk mencuci daleman selama di Mina..dan di tenda saya yang punya hanya sedikit, sehingga biasanya saya pinjam punya ibu2 SRIT

Kalau mau bawa ini mungkin baiknya langsung bwa dari jepang yah, bukan beli di Arab Saudi, karena saya ga nemu selama ke mall di mekkah itu..

Tentang Sampah di Mina

Manajemen sampah di Mina memang cukup mengkhawatirkan, kenapa? Karena tidak semua kelompok haji punya standar yang sama terkait pembuangan sampah. Di depan dan di samping kami adalah tenda dari Negara Asia Tenggara dan pembuangan sampah mereka cenderung kurang baik, alias sampah berceceran setelah sesi makan. Sampah yang berceceran ini biasanya akan mengundang bau..Alhamdulillah nya petugas kebersihan Mina cukup cepat juga membersihkan sampah (menurut saya ya).

Sedihnya kadang sampah yang ditemukan bukan hanya makanan, tapi juga puntung rokok dari kakek2 yang masih belum bisa meninggalkan kebiasaan merokok selama di dalam haji pun. Jangan heran, bahkan masih ada yang menghisap rokok dalam keadaan ihram, di saat ini saya berfikir sungguh menyatukan umat muslim adalah perkara sulit…

Soal rokok ini memang ada catatan yang kurang enak Karena asap rokok yang berasal dari jamaah haji Negara K yang berada di depan kami kadang masuk dan kerasa sampai dalam tenda.

Namun yang buat sedih buat saya.., para petugas kebersihan Mina tidak sedikit yang umurnya masih cilik mungkin umur SD kelas 6 atau SMP tingkat 1. Hampir bingung saya apakah mereka ini di “hire”secara legal oleh pemerintah? Atau ini system “tau-sama tau”bahwa mereka yang masih kecil2 ini bisa menambah penghasilan selama musim haji? Semoga saja system perekrutan mereka system yang adil dan bersih ya..aamiin saya sendiri optimis dan positif pemerintah arab saudi akan terus bersikap baik dan transparan terhadap pelaksanaan haji ini.

Salah satu produksi sampah terbesar dari haji ini nampaknya adalah sampah PET Bottle hasil minum para jamaah, teronggok cantik di pinggir2 tenda atau yang lebih baik terkumpul bersama sampah2 bekas bento di dalam plastic besar. Melihat ini salah satu peserta haji dari Jepang yang orang Jepang (harus yah ditegasin ahahha) memberikan ide untuk menaruh PET Bottle terpisah dan dirapihkan karena nampaknya para anak2 yang menjadi petugas pemungut sampah itu masih harus memisahkan sampah PET Bottle dengan sampah lainnya. Akhirnya di hari kedua kami di Mina (kalau tidak salah), dimulailah pembagian sampah PET bottle ini.

Tentang Makanan di Mina

Rezeki tiap jamaah haji beda-beda, menurut temen saya yang sudah lebih dahulu berangkat haji, makanan yang disajikan selama di Mina bagaikan makanan hotel. Dan saat tahun saya berangkat haji, makanan di Mina bisa dibilang sederhana. Sederhana bukan sinonim dari tidak baik atau tidak enak ya, insya Allah banyak hikmah yang bisa dipelajarin dari makanan yang hadir di tenda kami ini 😀

Makanan di mina hadir 3 kali sehari dalam porsi yang luar biasa banyak. Penyedia catering untuk jamaah Asia Tenggara ini berusaha untuk menyeimbangkan gizi dengan memberikan buah dan sayur. Sayur yang diberikan biasanya masuk sebagai campuran menu kuah dan berminyak.

Pagi hari dimulai dengan dengan roti dari merek yang cukup terkenal di arab, dengan ditambahkan selai dan telor dan pisang. Selanjutnya makan siang dan malam biasanya kita akan dihidangkan nasi yang jumlahnya cukup untuk dibagi dua dan menu ayam atau daging yang dimasak kari.

Kebetulan sebagai tipe tipe yang suka makan, sebenernya saya merasa tidak perlu untuk membawa tambahan makanan dari Indonesia berupa kering kentang dan abon. Namun, kalau misalnya ada di antara teman-teman yang kurang cocok dengan masakan arab, saya kira lebih baik bawa, karena kebetulan saya punya teman seperjuangan di Mina yang susah menerima makanan selain makanan Indonesia, sehingga membawa abon adalah “penyelamat” perut yang baik.

Karena porsi makan di Mina cukup besar di makan sendiri, dan ketika di Mina aktivitas kita hanya sekitaran Tenda (kecuali di saat harus lempar jumrah) dan jarang terasa lapar, maka saya rasa tidak masalah untuk membagi bento berdua dengan teman lain untuk memastikan bahwa tidak ada makanan bersisa. Jika kita memang tidak sanggup memakan satu, maka lebih baik jangan membuka bento kita dan biarkan saja bento jatah kita diberikan ke yang lebih lapar 🙂 menurut saya ya..

Yang menjadi perhatian saya justru adalah bagaimana menerima kemampuan menerima makanan ini adalah sumber pahala yang besar bagi para peserta haji nihonjin di camp saya. Karena ada suatu menu yang menurut saya saat itu cukup istimewa: Ayam goreng tepung (entah kenapa orang arab punya obsesi tersendiri dengan ayam tepung sepertinya) , dan salah satu peserta Jepang bilang “mazui, ini rasanya mazui” (ga enak). Jujur saya shocked banget dengernya, nampaknya memang susah sekali ya dan tantangan bagi orang Jepang untuk bertahan dengan makanan yang jauh dari rasa sehari-hari di negara asli mereka. Semoga kerja keras mereka untuk menerima makanan di Mina bernilai ibadah di sisi Allah SWT.

Makanan terbaik di Mina yang pernah saya terima, dan saya rasa memang itu rasanya campuran pakistan-Indonesia adalah: gulai daging, enak!! sampai-sampai suami bilang kalau sohibnya sampai minta nambah sampai 3 kali. Ya Allah :”)

Untuk mereka yang agak susah menerima makanan di camp mina, meskipun sudah berusaha keras untuk menguyah, sebenernya di sekitaran Mina juga ada warung-warung yang menjual segala perkakas selama “kemping” dan makanan hingga buah dan lain lain

Jangan membayangkan bahwa Mina itu seperti area kemping yang tertutup yang kita tidak bisa kontak dengan masyarakat luar. Daerah mina itu seperti area kemping yang disekitarnya banyak abang2 martabak, abang jual kari kambing, abang jual popmie, abang jual odol, abang jual susu. Jadi insya Allah urusan gizi akan terjamin misalpun kita kurang bisa menguyah makanan yang disediakan oleh panitia haji.

Cuman kan begini…sebelum kita memutuskan untuk sering-sering jajan keluar tenda kemping, alangkah baiknya kita sudah berusaha maksimal untuk menghargai usaha panitia haji untuk menyediakan makanan bukan?

Postingan tentang Mina kita akan lanjutkan kembali nanti ya 🙂 insya Allah saya sedang kejar tayang

 

Superanindita-Mina1
Lapak tidur di Mina. Diujung dipakai untuk tempat tas dan jaket haji digunakan untuk bantal

 

PDK-Mina 4
Suasana WC di Mina saat menjelang subuh, luar biasa!

PDK Mina 8
Salah satu menu makan siang di Mina, daging gulai ala ala

Superanindita-Mina3
Air panas penting untuk masak indomie hahahahahaha

PDK Mina 6
WC Mina dalam keadaan terbersihnya adalah seperti di atas. Semprotan air yang ada di Mina mirip seperti yang kita punya di Indonesia

Superanindita Mina
Sarapan khas di Mina: roti, keju, selai, buah dan telur

Superanindita Mina 8
Kumpulan PET Bottle di Mina. Membedakan punya saya dan yang lain? buka aja cover nya hahaha

Uncategorized

Curhat 4-Bapak Ibu Kyoko Naik Haji Dari Jepang (2018-HIS): Perjuangan dimulai -Persiapan ke & Pertama kali sampai di Mina (18 Agustus 2018)

(Pos ini agak loncat ya, karena seharusnya yang ditulis lebih dahulu adalah lanjutan perjalanan di Mekkah, namun melihat manajemen waktu saya yang tidak begitu baik takut semua postingan tentang haji belum bisa selesai sebelum proses berangkat haji 2019 dimulai, maka saya akan bercerita dulu tentang Proses Mina-Muzdalifah, Arafah. Sebuah Proses yang belum terlalu banyak dibahas di Internet dalam bahasa Indonesia namun sebenernya krusial untuk dibahas (menurut saya eheheheh))

 

Mina >> Arafah >> Muzdalifah>> Mina

 

Assalamualaikum,

Berikut ini insya Allah saya akan menceritakan pengalaman mengenai proses “inti haji” yaitu: “Mina >> Arafah >> Muzdalifah>> Mina”

Sebenernya saya termasuk yang agak susah paham bagaimana rute haji dan menghafalkannya, tetapi ada satu cara yang saya pakai untuk mengingat rute agar tidak selalu bertanya ke suami “Abis ini kita kemana sih?” XD. Jadi yang saya ingat adalah: “Muzdalifah itu daerah berbatu, oleh karena itu disitulah orang mencari batu jumrah, setelah mencari batu jumrah itu barulah kita pergi ke Mina untuk lempar jumrah”. Logikanya jika seperti ini berarti setelah Muzdalifah adalah Mina.

Rasulullah pergi meninggalkan Arafah di waktu maghrib, berarti Rasulullah butuh tempat menginap, berarti setelah itu Rasulullah menuju ke Muzdalifah dari Arafah, karena julukan untuk kegiatan di Muzdalifah adalah “Menginap sebentar”, untuk kemudian kembali ke Mina untuk Lempar jumrah.

Untuk saya yang logikanya suka agak jauh XD, perlu banget dibuat “narasi menghafal” kayak di atas XD.

I. Packing ke Mina

Nasihat para senpai haji tahun-tahun sebelumnya adalah “jangan terlalu capek di Mekkah”, sehingga bisa maksimal di Arafah, Mina, dan Muzdalifah sebagai puncak haji. Namun, sebagaimana pun saya mencoba untuk mengatur badan akhirnya kena juga saya dengan “panadol hijau”.

Beda nasib dengan teman sekamar saya yang lebih sering ke masjid daripada saya tetapi belum mengalami tanda-tanda ga enak badan. Itulah makanya di haji ini saya bener-bener belajar pasrah :D, saya sudah berusaha untuk tidak minum air dingin, tidak minum jus, menghindari makanan yang terlalu bergoreng, tetapi kalau tetep “ga enak badan” juga, berarti disitulah Allah SWT ingin membuat perjuangan haji kita makin dalam untuk dikenang XD.

Sehari sebelum berangkat ke Mina, suami saya juga fokus untuk memulihkan energi karena badan sudah merasa tepar. Sementara saya fokus untuk minum air hangat sebanyak-banyaknya saya bisa heehhe

Proses packing ke Mina itu adalah proses packing yang menggugah perasaan dan pemikiran, karena?

1. Packing ke Mina itu berarti menyiapkan packing untuk proses keseluruhan proses utama haji untuk Mina>> Arafah>> Muzdalifah>> Mina. bukan hanya untuk 1-2 malam, tetapi untuk hampir seminggu

2. Tameer-san bilang bahwa barang yang dibawa tidak boleh banyak2. cukup maksimal 1-2 tas. yang jelas, anggaplah beban yang kita bawa itu mampu kita bawa untuk jalan jauh untuk persiapan yang terburuk misalnya harus jalan kaki karena bis macet dan tidak bisa sampai ke tujuan kecuali dengan dua kaki.

3. Selanjutnya, agak keluar topik, ada berita bahwa ketika lempar jumrah nanti, jika barang yang kita bawa kegedean dan kondisi nya padat banget, maka Askar akan ga segan-segan membuang tas kita yang besarnya kelewatan..ini terdengar waw banget kan..

Selanjunya, kami sempet bingung haruskah kami membawa sleeping bag yang super gede itu? karena ternyata tidak semua orang menyiapkan sleeping bag, ada yang hanya membawa yoga mat dan alas tidur/duduk lain yang lebih ringkas. Setelah berdiskusi dengan suami dan partner kamar yang sehati dan gampang diajak kerjasama yaitu Teh Fauziah, akhirnya kami membawa sleeping bag masing-masing punya kami ke Mina.

alasannya? karena kami sudah “mengeluarkan uang” untuk membeli si sleeping bag ini, dan sayang banget kalau ga dibawa maka “value” dari si barang itu ga ada dong ya. Akhirnya kami meniatkan diri membawa gembolan sleeping bag supaya bisa berguna untuk banyak hal dan banyak orang. (yang akhirnya bener dong banyak gunanya Alhamdulillah :”) )

Baju yang saya bawa ke Mina adalah gamis semua sebanyak 3 buah. Satu dari 3 gamis yang saya bawa bukanlah gamis yang ramah terhadap cuaca panas, jadi yang bisa diandalkan sebagai baju ganti adalah 2. Saya juga membawa baju untuk di dalam tenda, semacam baju tidur panjang yang memang diperuntukkan untuk tidur sehingga bahannya pun sangat tipis. Kalau saya boleh saran, saya akan menyarankan untuk membawa gamis bahan katun untuk ke Mina atau yang lebih “nyantai”, karena bener2 seperti “berkemah” untuk sesi Mina ini. Akan lebih bagus lagi kalau sempat bawa mukena panjang sehingga akan lebih mudah untuk melaksanakan proses shalat di dalam Tenda. Bawalah sandal yang paling kita ikhlas kalau rusak atau hilang. Karena aktivitas kita selama di Mina, Muzdalifah adalah pindah tempat untuk mobilisasi ke daerah selanjutnya atau  berwudhu.

Sehingga lebih baik membawa alas kaki yang baik menyerap air atau enak dipakai berwudhu, oleh karena itu saya menyarankan membawa crocs saja untuk trek Mina, Muzdalifah, Arafah.

Kalau melihat gambaran haji dari para kakak2 senpai2 yang berangkat duluan, nampaknya sih di Mina ini kita bisa mencuci baju yah, sehingga saya memang berniat untuk meminjam baskom kepada Kelompok Ibu guru SRIT yang masya Allah lengkap banget peralatannya. Tetapi untuk saya kenyataannya ga seperti itu, nanti saya ceritakan di pos lain ya

Btw, ada pelajaran yang saya inget banget tentang per-packing-an ini. Saya selalu merasa bahwa saya bisa melakukan packing dengan baik, biasanya saya memang mampu mengira-ngira apa yang harus dibawa. Jujur, ada perasaan jumawa bahwa saya akhirnya bisa packing se “sedikit” mungkin untuk persiapan di MAM (Mina Arafah Muzdalifah). Saat itu saya bener2 ga kepikiran kalau Mina itu bentukannya seperti camping persami versi “se-dunia”, atau mirip2 dengan kalau kita baca di novel, ketika Harry Potter bareng dengan keluarga Weasley pergi menginap di perkemahan tempat orang2 menonton Quidditch World Turnament. Tentunya suasananya lebih syahdu lah yaaaa Tenda Mina, secara isinya orang2 yang sedang berusaha maksimal beribadah insya Allah.

Ketika saya pergi ke ruangan Ibu2 SRIT untuk sekedar menyapa dan melihat persiapan Ibu2 kece ini, saya agak terhenyak melihat bawaan beberapa ibu2 yang banyak bangett bangett. Terus saya asli, ga bisa nahan cekikikan, padahal ga ada niat ngeledek, tapi memang dasar saya suka jail2 gitu,

Terus seorang Ibu bilang “ih, Dita jangan ngeledekin kita dong”. Terus emang bener jangan ngeledek XD, karena justru dari Ibu2 SRIT inilah yang peralatannya segambreng, obat2annya segambreng, saya bisa “aman tentram” di Mina & Muzdalifah. Karena ternyata ibu2 yang ga sengaja saya ledek ini, yang paling saya pinjem barangnya dan paling sering saya repotin :”). Karena bawaan saya untuk Mina ternyata ga begitu lengkap :”). Ibu2 SRIT sampai membawa gantungan baju daleman yang berguna banget. Ada yang bawa peniti besar bangett, yang ternyata terpakai untuk menutup pintu masuk tenda yang sering kebuka

Ibu2 SRIT, aku kangen :”), maafkan aku junior ini yang sering banget merepotkan dan sempet cekikikan yah :”)

II. Menunggu keberangkatan ke Mina 

Makan pagi terakhir sebelum berangkat ke Mina dibuat lebih banyak dari hari-hari sebelumnya. Menu pagi itu ada nasi, sosis, snacks dan juga croissant. Bahkan di malam sebelumnya kami juga mendapatkan buah anggur yang wow sangat mewah XD, akhirnya ada buahhh. Senang sekali melihatnya XD

Terkait porsi, terkadang di hari-hari sebelumnya jumlah makan pagi agak sedikit? sehingga jamaah yang datang ke penginapan baru setelah dhuha biasanya sudah ketinggalan makanan yang “utama”.

Sehingga, biasanya suami yang menitip makanan ke istri, atau istri yang langsung sigap menyisihkan makanan untuk suami yang lama di masjid.

Sesuai informasi dari Tameer-san, kami akan diangkut sejak jam 10 malam, dan kabarnya adalah kami rombongan yang terakhir kali diberangkatkan setelah Rombongan Etihad & Filipin. (kami memang menyebut nama rombongan sesuai nama penerbangan yang dipakai, oleh karena itu grup ekonomi disebut “Grup Srilanka XD) )

“Bukan menjadi prioritas” adalah hal yang harus kami pahami sebagai jamaah ekononomi dan harus mengedepankan “anti baper-baper”. Insya Allah 🙂

Sebelum berangkat ke Mina, kami sudah merubah diri menjadi mode “Ihram”. Menunggu untuk pergi ke Mina adalah sesuatu yang bikin deg-degan, harus banyak tawakkal. Kadang mikir “ini beneran berangkat ga sih?” hehehe, emang gue suka deg2an aja sih orangnya -___-

Dari prediksi jam 10 , kami berangkat jam 2 pagi. kami berangkat ke Mina menggunakan bis yang nyaman..dan perjalan ke Mina ternyata ga macet dan lancar banget!!!! Asli saya kira bakal penuh dengan perjuangan jalan kaki dan diem di tengah kemacetan tak berujung. Masya Allah..beneran ga ada macet, dan sesungguhnya hal yang paling bikin saya terkaget2 masya Allah adalah…selama di haji ini saya ga ngalamin macet yang bisa bikin runyam kayak Jakarta-Bandung..ya Allah..Alhamdulillah..Alhamdulillah..Alhamdulillah..

III. Sampai di Mina

Jam 2 pagi berangkat, dan akhirnya jam 03.30 sampai di Mina.       Mina berisi kumpulan tenda, dengan nomor “komplek tenda” maktab kami yaitu: 96, ini adalah Maktab untuk Asean, artinya kami akan bersama2 dengan jamaah haji dari ASEAN berbagi pengalaman ber-tenda bersama, “berebut” WC dengan baik dan sopan bersama, berusaha untuk menjaga kenyamanan Tenda Mina bersama2.

Ketika rombongan kami masuk ke dalam tenda, suasana tenda sudah gelap dan lampu sudah tidak mungkin dinyalakan karena pasti mengganggu tidur. Kami mencoba untuk mencari space-space tempat tidur kosong, dibantu oleh petugas akhwat HIS.

Tempat-tempat yang strategis seperti di bawah AC, atau di ujung sudah terambil. Yang masih kosong adalah diujung dekat dengan pintu masuk tenda. Tempat tidur di Mina itu seperti terpal yang di atasnya diberi alas tidur bantalan sofa. untuk yang badannya kecil insya Allah muat,

untuk yang badannya besar dan panjang seperti saya memang ga menutup seluruh tubuh. Tapi toh memang haji bukan perjalanan untuk bermewah2, disinilah titik ketidaknyamanan diri kita diuji.

Sebelum berangkat ke Mina, sebelum berangkat haji saya bertekad pada diri bahwa saya ingin banyak bermanfaat bagi orang2 di tenda dan selama haji. Sungguh ini merupakan pengalaman spiritual yang nyata untuk saya makhluk yang mudah sekali sombong dan masih sulit menjaga hati..

Postingan saya untuk kali ini ditutup disini dahulu, dengan posisi terakhir akhirnya saya memilih untuk tidur di bagian paling depan tenda, dengan maksud karena saya merasa depan tenda adalah posisi paling tidak enak jadi mungkin pahala nya makin besar

 

Salam,

Ibu Kyoko

 

 

Berikut ini adalah foto2 dari episode kali ini

Superanindita-Dita Pos tentang Mina1
Bawaan saya ke Mina. Terlalu sedikit hahahaha

Superanindita-Mina2
Mina yang sempat difoto saat lempar jumrah

Superanindita-Mina
Mengantri di Mina, siap2 untuk lempar jumrah

 

 

 

 

Haji dari Jepang

Curhat 3-Bapak Ibu Kyoko Naik Haji Dari Jepang (2018-HIS): Sampai di Jeddah & Hari Pertama di Mekkah (12-13 Agustus 2018)

Bismillah, kita lanjutkan ya 🙂

Tiba di Jeddah Airport/Terminal Haji

Menunggu Sebentar di Imigrasi, Menunggu Panjang Bagasi

Begitu tiba di bandara Jeddah, kami mulai bersiap2 dengan kemungkinan bahwa kami harus mengantri panjang. Karena begitulah yang dikatakan Tameer-san guide utama dari HIS.

Begitu kami sampai di ruangan arrival, kami langsung disambut oleh Staff Haji orang Indonesia yang bisa berbahasa Arab. Disitu tiba2 merasa bangga..Masya Allah..terimakasih ya Allah telah menjadikan banyak orang Indonesia banyak tersebar, termasuk ke Arab :”)

Lalu kami langsung menuju ke ruangan imigrasi dan betapa kagetnya kami karena ternyata ruangan imigrasi sangatlah sepi, nampaknya kami yang pertama kali datang untuk slot malam itu? Wah..Masya Allah..bener-bener kuasa Allah.

Secara katanya bisa sampai 8 jam nunggu di Jeddah Airport termasuk urusan ngantri imigrasi. Petugas Imigrasi kali ini nampaknya banyak staff baru, karena suami saya melihat beberapa muka kaget karena melihat kerumunan calon jemaah Haji yang datang hehehehe..

Setelah selesai urusan semuanya, kami pun menunggu bagasi kami untuk datang..yang ternyata lebih lama prosesnya dibandingkan proses imigrasi.. Mulai terlihat bagian dari grup kami yang tidak sabar, mulai bertanya-tanya ke Ustadz ketua grup tentang status bagasi.

Di fikiran saya saat itu mungkin kita bisa melaksanakan Shalat Maghrib dan Isya di Masjidil Haram, tidak di airport. Karena saya dengar dari Kajian Ustadz Khalid Basalamah bahwa terkadang jamaah Umrah/Haji terburu-buru ingin sholat tepat waktu begitu tiba di bandara tetapi tidak mengejar berlipatnya pahala dengan menunggu shalat di Masjidil Haram (sayangnya saya ga nemu link video nya, maaf ya..mungkin bisa dicari dengan keyword “Manasik Haji Khalid Basalamah”)

Tetapi ternyata perjalanan dari bandara ke Mekkah itu cukup jauh dan tidak memungkinkan untuk shalat di Masjidil Haram, akhirnya kami melaksanakan Shalat Maghrib dan Isya di bandara Haji Jeddah.

Alhamdulillah, setelah melaksanakan Shalat Allah pun mengabulkan doa kami..akhirnya  bagasi kami sampai juga!!

Penasaran ga kenapa bisa kami menunggu panjang bagasi kamu untuk sampai ke Terminal Haji Jeddah? karena oh karena…bagasi kami nyasar ke terminal biasa karena petugasnya sukar membedakan koper kami karena tidak terpampang Jelas kata HAJJ. Bener juga yah…secara di koper kami tulisannya “Impresso atau Impressio HIS gitu” hihi, ya ga apa..jadi pelajaran kedepannya..Alhamdulillah semoga dapat pahala sabar XD

Selama menunggu bagasi tentu banyak yang dilakukan..sebenernya kita bisa memfokuskan diri untuk terus bertalbiyah agar tetap fokus tidak grasak grusuk capek hati menunggu bagasi 🙂

Ibu2 yang menunggu pun mencairkan suasana dengan membagi-bagikan snacks dan kurma. Di saat ini snacks setiap orang pelan pelan dibuka 🙂

Di grup HIS Srilanka ini ada sepasukan keluarga India yang akrab sama orang Indonesia..mungkin untuk Ibu dan anaknya ya, mereka lebih mudah masuk ke dalam gerombolan jamaah Indonesia karena sama2 suka ngobrol kali ya..

Terutama anak perempuannya ini lucu banget! Anak perempuan ini adalah tipe-tipe moodbooster, yang selalu senyum.Saya selalu menyempatkan menyapa dia setiap bertemu dan mencoba mengobrol bertanya tentang kehidupan sekolah dia dan pertanyaan personal lainnya hahaha.Anak perempuan ini btw, usianya sudah SMA dan tinggalnya di Tokyo.

Selain keluarga India ini, di grup kami juga ada seorang perempuan Jepang yang pergi haji bersama suaminya orang pakistan (mereka menikah sudah lebih dari 20 tahun?) , yang saya sempet curi dengar bahwa beliau merasa bingung karena mayoritas kami berisi orang yang tidak bisa bahasa Jepang tapi sepertinya mampu hehe

Maafkan kami ya Bu..kalau kami suka berkumpul berbahasa Indonesia yang terdengar seperti suara air sungai mengalir deras :”)

Yang bisa saya ingat dari masa-masa kedatangan di Jeddah adalah bahwa Jeddah ini kering, terlebih saat perjalanan balik ke Jepang. Saya makin bisa membedakan tingkat kekeringan yang makin lama makin naik dari Mekah, Madinah lanjut Jeddah.

Sudah mulai ada yang mengkonsumsi obat, saya sendiri sudah meminum Ester-C. Ada yang mulai juga mengkonsumsi obat pusing karena memang cuaca sudah berbeda dengan di Jepang.

Alhamdulillah di Jeddah ini kita tidak perlu takut kehabisan air insya Allah. Karena disediakan air botolan dimana2 :), masya Allah. Airnya dingin hihi. Untuk saya yang tenggorokan sangat sensitif selalu berusaha menghindari air dingin di cuaca kering panas, meskipun ini sangat menggoda..

Jadi sebaiknya didiamkan dulu hingga tidak terlalu dingin 🙂

WC di Bandara Jeddah ini lebih baik dari perkiraan saya, Alhamdulillah. Tidak kotor lho!

Namun demikian, saya menemukan bahwa butuh adaptasi untuk saya untuk terbiasa dengan WC Basah jongkok. Bukan bermaksud sombong, tetapi karena belum terbiasa saja. Toh ketika di Mina semuanya alhamdulillah bisa dilewati atas Izin Allah. Mina adalah masa-masa dimana saya berusaha maksimal membuang semua rasa geli dan jijik yang kurang penting yang bisa mengganggu fokus Ibadah saya 🙂

Setelah Bagasi Tiba, maka selanjutnya menunggu bis..

Alhamdulillah, setelah bagasi tiba selanjutnya adalah masa-masa menanti bis. Di saat seperti ini memang kita harus banyak bersabar karena kelompok haji kita terdiri dari beberapa negara yang setiap negara punya budaya dan jalan pikir yang beda. Ada yang cendrung suka terburu-buru pengen semua beres cepat,  ada juga yang lebih suka bareng2 dan tidak apa menunggu lama asalkan semua kelompok pergi berbarengan.

Saat menunggu bis ini orang orang sudah mulai mendekat dan didekati oleh mamang-mamang provider hape. Yang ternyata memakan waktu cukup lama ;p untuk memasang nomor saudi. Kalau dengar pengalaman teteh2 sebelumnya, kalau mau memasang layanan internet harus jelas tempatnya di Outlet resmi dan alhamdulillah ini tidak susah menemukannya.

Saat itu sudah malam pasca isya, semua orang sudah mulai merasa lelah dan kalau tidak banyak istighfar dan dzikir bisa-bisa mudah tersulut emosi. Ternyata proses menunggu bis sangat lama, dan kita menunggu di tengah panas di luar bandara. Malam hari dan memang tetap panas..sehingga kita tidak lupa dengan masker, water spray dan minum yang banyak.

Sambil menunggu kita mulai dibagikan kartu identitas pengganti passport kita, kebayang ga sih deg2annya harus memberikan passport kita ke orang lain untuk disimpan hihi, apalagi pas melihat proses pengkoleksian passport kita yang langsung gitu aja dimasukin ke plastik wkwkwkwk. Yah pada akhirnya memang semua barang di dunia ini ga berharga sih ya..

Menuju tengah malam (seingat saya) akhirnya kami berhasil juga masuk ke dalam bis Alhamdulillah..bawaan si koper2 besar sudah dibawa sebelumnya menggunakan mobil besar yang berbeda.

Alhamdulillah bisnya cukup besar dan kami diberi air zamzam satu botol satu orang. Di saat ini saya kaget, Masya Allah…air zamzam itu sebanyak ini ya sampai bisa dijadiin minuman botolan. Rasanya air zamzam ini bener-bener beda lho, rasanya seger banget. Masya Allah jadi kangen Mekkah kalau ngetik gini..bener-bener kota yang membekas banget keseluruhannya..

Di dalam bus Alhamdulillah saya bisa tidur, alhamdulillah terbantu sangat dengan bantalan di pundak jadi bisa tidur dengan nyaman. Saya pertama kali nih pakai bantalan pundak, ga nyangka efeknya besar banget selama haji ini.

Perjalanan mungkin sekitar 2 jam lancar alhamdulillah, dan di menuju sampai penginapan kami diberikan sajadah tipis warna maroon (buatan china: kalau detil ini penting XD) yang terpakai banget selama haji karena saya ga bawa sajadah panjang tipis ehhe

Sekitar jam 2 kurang Alhamdulillah kami sampai di hostel penginapan, selanjutnya kami diberi tau oleh Tameer-san kalau kami akan segera melakukan Thawaf dan Sai umrah. Langsung Umrah! untuk orang yang hampir ga pernah begadang, jelas ini membuat saya kaget..ya Allah..ini bener2 perjalanan menembus batas diri banget. Bismillah, semoga Allah SWT mudahkan saya untuk berkonsentrasi..

Sampai di kamar, kami beristirahat sebentar dan Alhamdulillah sempat diberikan makanan ayam goreng (dengan penampilan mirip Albaik) yang nampaknya ayam goreng tepung ini makanan yang lumrah di Arab Saudi. Makanan untuk kami diberikan oleh Abdurrahman-san, seorang pemuda Arab seusia adik saya yang bisa berbahasa Jepang. Dia mengetuk pintu kamar dengan muka yang benar-benar menunduk karena malu harus mengetuk kamar perempuan. Wah sudah lama ga diperlakukan sama orang asing seperti ini, yang menjaga pandangannya bener-bener hehehe

Mulai Melangsungkan Umrah

Jam 2.20 pagi dengan kostum yang dipakai sama dengan berangkat dari Srilanka, saya menuju dari kamar saya di lantai 3 (paling atas) ke lantai bawah untuk menunggu teman2 lain untuk melaksanakan umrah. Untuk umrah kali ini petugas HIS 3 orang memandu kami sampai ke Masjidil Haram karena ini adalalah perjalanan pertama.

Sepanjang jalan kami bertalbiyah sambil diberitahukan titik titik penting yang menunjukkan tanda ke masjidil Haram.

Yang menjadi acuan penginapan kami adalah adanya Tomb of Khadijah yang berlokasi 4 menit jalan kaki, dan bekas pasar seng (? bener ga ya namanya Pasar Seng XD). Total jalan kaki sekitar 15-20 sampai dengan tempat sholat Masjidil Haram.

Kami bertalbiyah..bertalbiyah sampai kami bisa merasakan bulu kuduk kami berdiri. Bisa dibayangkan betapa senang, perasaan tidak menyangka, deg2an, bercampur aduk sempurna. Insya Allah pada menuju subuh hari itu kami akan melihat Ka`bah langsung pertama kalinya dalam hidup saya suami. Bukan dari internet, bukan dari buku panduan. Benar dengan mata kami sendiri..

Menuju Masjidil Haram, suara talbiyah di grup kami mulai bercampur dengan isak tangis..perasaan menuju masjidil haram pertama kali terlalu rumit untuk dituliskan..Di waktu menuju subuh itu semua orang bergerombol untuk pergi ke Masjid. Mereka pergi untuk menyembah Allah SWT. Mereka pergi untuk menjalankan kewajiban sebagai seorang Muslim. Saat itu saya benar makin merasa sungguh Islam adalah agama paling benar yang tidak bisa direkayasa manusia.

Kekuatan apa yang bisa menggerakkan manusia untuk bangun di pagi sangat buta menuju masjid dengan berjalan kaki? Kalau bukan Karena Allah SWT yang menggerakkan hati mereka?

Jam 3 kami sampai di Masjidil Haram untuk thawaf pertama kali ini, saya membawa perlengkapan yang sangat minim. Kartu penting saya taruh di dalam pouch dan pouch saya taruh di tas kecil saya yang saya sembunyikan di dalam jilbab lebar.

Begitu masuk ke dalam gerbang, saya terpukau dengan petugas yang menunggu di gerbang “Oh ini toh Askar”…Ini toh petugas Masjidil Haram yang terkenal dengan “galak” nya hehehe. Tapi sebenernya ga galak2 banget sih, cuman mereka harus tegas aja.

Petugas keamanan untuk perempuan berbaju hitam dengan cadar hitam hampir sampai ke mata. Sehingga hanya sedikit garis mata yang terlihat, mereka memakai tanda pengenal di jubah hitamnya.

Masuk ke dalam masjidil haram, masya Allah..dinginnn. dan ternyata memang besar sekali yaa Masjidil Haram ini. Saking besarnya,  saya tidak tahu dimana sih tempat tawafnya? Saya dan suami hanya mengikuti rombongan HIS di depan dan melihat ada tulisan “Mataf” yang lama-kelamaan saya baru sadar kalau arti Mataf adalah pelataran Tawaf :”). Kemana aja sih lo dit baru tau…

Prosesi Thawaf Umrah yang tidak akan saya lupakan seumur hidup

Karena ini adalah proses thawaf pertama, maka saya tentu ga kenal medan lapangan. Ternyata waktu kita memulai thawaf itu saat menuju Subuh yang manaaaa adalah momen lautan manusia sudah memenuhi sekitaran Ka`bah untuk menge-tag tempat sholat. Keren ga tuh! berebut tempat sholat lho bukan berebutan karcis nonton Avengers…Masya Allah..

Saya bersyukur karena Allah menunjukkan jari saya untuk mengklik video Manasik Haji Ust. Adi Hidayat, karena dari situ saya banyak belajar makna dibalik rangkaian umrah dan Haji. Serta berbagai tips trik yang bisa digunakan agar bisa focus beribadah.

Ust. Adi bilang bahwa kita itu mungkin punya berbagai macam permintaan di pikiran kita dan kita sudah tidak sabar untuk melakukan thawaf dan memanjatkan doa kita begitu kita melihat Ka`bah

Namun sungguh pemirsa blog dan kawanku sekalian..ketika kita berada di depan Ka`bah, ketika kita melihat Ka`bah..

kita hanya bisa merasakan mata kita memanas…

Tiba2 kita bisa lupa atas semua permintaan yang pengen kita “todong” ke Rabb kita, kita cuman bisa malu..malu banget atas dosa-dosa yang pernah kita lakuin. Mata kita berat dan hangat, lalu memanas. Memikirkan bahwa sungguh Allah itu ada, dan tanda keberadaan Allah bisa kita lihat lewat berdirinya Ka`bah ini.

Akhirnya suami menarik tangan saya untuk memulai thawaf dan kami memutuskan untuk thawaf di lantai utama, karena ingin tau suasananya bagaimana gituu. Nah.. Kalau ga salah ada 3 lantai deh yang disediakan untuk melakukan thawaf dan untuk yang ga kuat jalan juga disediakan kursi roda 🙂

Saya dan suami bersama2 dengan pasukan HIS Cabang Srilanka memulai thawaf dengan posisi dua pasangan guru SRIT di depan saya. Suami memegang tangan saya erat, karena memang proses berdesakan nya cukup membuat badan saya agak kebawa kanan kiri. Btw, saya bukan standar orang kecil lho hehe, jadi untuk Ibu2 yang badannya cukup kecil, kalau bisa pegang tangan suami yang kenceng yah. Dan fokus ke depan.

Cara untuk focus saat Thawaf itu memang agak susah buat saya, karena semua orang di dunia itu bercampur disitu, berbagai Bahasa dan begron ilmu agama menyatu. Ada mungkin yang pemahamannya bahwa “Kalau bacaan thawaf gue ga kenceng maka kurang afdol”, atau “Kalau gue ga bareng2 sama kelompok gue…dan gak saling buat barikade maka akan berbahaya, resiko gue hilang akan tinggi” atau “Kalau doa lebih afdhal dipimpin sama imam di depan dan setiap putaran thawaf doanya beda-beda dan dibaca kencang”.

Nah..dan saya lihat yang punya kecendrungan doa kenceng, ber-barikade dan dipimpin imam adalah jamaah asal Indonesia. Sebagai sesama muslim..yang penting kita saat melihat suasana riuh rendah adalah ga boleh KESEL. Memang susah sih karena kita merasa terganggu..cuman harus pikirin kalau orang yang dateng kesini sudah mengeluarkan banyak pengorbanan dan mereka mau pol-polan. Dengan tingkat pemahaman berbeda dan sumber imam yang berbeda, jadi perbedaan praktek mungkin banget..yang penting kita focus sama apa yang kita pelajarin.

Selanjutnya..supaya ga salah hitungan thawaf, saya dapet tips dari Ust. Adi Hidayat, yaitu :

membagi fokus doa kita sesuai dengan putaran Thawaf. Ini cocok banget untuk orang kayak saya yang lebih suka sesuatunya teratur..Misalkan kita setting doa kita dari 1 >>7 dari orang-orang di lingkaran terdekat kita ke yang terluar. Maka, jadikan focus putaran pertama kita untuk Orang Tua dan Mertua, lalu putaran kedua tentang Suami dan anak, putaran ketiga tentang Adik & Kakak. Isi doanya sudah kita siapkan jauh2 hari sebelum berangkat haji.

Dengan cara ini meminimalisir kita untuk kosong dan misalkan tidak tau harus berdoa apa maka langsung saja berdzikir :).

Btw, Saya lihat Ibu SRIT di depan saya bisa fokus thawaf sambil melihat terus kebawah karena beliau membawa daftar doa. Saya kagum sekali sih…karena beliau mencoba untuk amanah dengan titipan2 doa dari orang lain dan ingin menyelesaikan sedini mungkin. Kalau untuk saya kayaknya leher saya bakal pegel pisan..

Kami melakukan thawaf sampai putaran tiga begitu terdengar Adzan pertama, lalu karena jeda adzan pertama ke adzan kedua yaitu 1 jam, maka kami tetap melanjutkan thawaf. dan hal ini sebenernya bukan strategi baik dengan kondisi kami thawaf di lantai utama.

Selesai melakukan Thawaf kita langsung bersiap shalat di belakang Maqam Ibrahim, bukan dibelakang persis ya, tapi di pelataran yang sudah disiapkan. Dan saat itu kondisinya bener-bener-bener PENUH dimanapun di lantai utama sekitaran Ka`bah. Orang orang tidak mau GESER. Saat itu jujur saya ga habis pikir kenapa orang ga mau geser sama sekali, kok tidak ada tenggang rasa untuk berbagi space…

Tapi lama-lama saya paham, mungkin menurut orang-orang jamaah yang tidak mau bergeser, justru saya yang meminta geser itu yang ga punya tenggang rasa, karena mereka sudah mengantri dari jauh sebelum subuh agar bisa dapat spot enak tidak jauh dari Kabah..terus tiba2 si saya yang barusan thawaf minta2 geser. Hmm…

Sebenernya, petugas Askar Masjidil Haram sudah sangat tegas untuk meminta orang agar terus kebelakang mencari tempat shalat agar tidak terlalu dekat dengan Ka`bah. Kenapa? untuk menghindari tubrukan dengan lautan manusia yang selesai thawaf saat itu dan ingin melakukan shalat sunnah

Di tengah riuh rendah Askar dan jemaah mempertahankan space sholat, kami giat mencari tempat untuk Shalat sunnah. Akhirnya kami menemukan tempat kecil untuk sholat, dengan posisi harus awas karena bisa-bisa kepala terinjak karena orang sibuk lalu lalang di depan kami. Alhamdulillah..setelah menyelesaikan shalat sunnah kami langsung terus kebelakang mencari tempat untuk Shalat Subuh..

Perginya kami menuju bagian belakang lantai utama dengan harapan ada ruang kosong, berakhir dengan memperhatikan saling protes antara jamaah dengan Askar yang memblokade jalur untuk mengatur masa Sholat subuh. Kami (saya dan suami) cukup bingung kemana harus kami pergi? karena semua jalan penuh…

akhirnya kami terus jalan menuju masa yang bertempuk dengan berfikir bahwa akan ada jalur sepi kosong dengan membuka celah dari rombongan yang ada di depan kami.

Di tengah itu ternyata terjadi penumpukan masa. Mengapa? karena di belakang ada antrian minum zamzam (karena salah satu rangkaian umrah adalah meminum zamzam pasca thawaf dan shalat), yang mana antrian ini kan diem yah. Lalu setelah itu dari arah depan alias dari kabah datang masa jamaah yang mencari space sholat. Maka terjadilah penumpukan itu…

Entah kenapa tiba2 muncul aksi saling dorong yang dimanaa saat itu saya berada di tengah2 jamaah yang saling dorong ituuu. teruss…

TERUSSS….

SAYA GA BISA NAPASSSSSSSSSS, karena memang saya lemah kalau berada di ruangan yang penuh banyak orang rasanya sesak pisan…saya tambah panik karena kedorong badannya juga lumayan banget…ya Allah..sempet mikir…ya Allah kalau memang saya berhenti di umrah aja huhuhu…

Akhirnya saya tepuk kenceng suami saya bilang kalau saya udah ga kuat, udah mau keluar aja, ga bisa napas sama sekali. Akhirnya suami saya panik juga dan kita mencari jalan lapang yang dipandu oleh Askar.

Dan saat itu harus gerak cepat, askar membagi jamaah menjadi perempuan dan laki2, otomatis saya dan suami berpisah dengan posisi saya membawa hape yang tidak ada fungsinya XD (ga ada simcard Saudi). Akhirnya saya dan suami menentukan posisi untuk bertemu di dekat sebuah tiang dekat dengan tempat sa`i.

Lanjut Shalat Subuh dan Sa`i

Akhirnya saya shalat subuh bersama jamaah wanita lain dari berbagai negara. Disitu saya mulai merasa memang pemahaman orang berbeda2. Ada yang shalat fajar nya 2 rakaat, eh kok ada yang 4? kok kayak shalatnya ga selesai2 padahal belum mulai shalat subuh? Memang kalau lagi begini kerasa banget harus banyak baca sebelum haji itu, kalau kita ga punya satu patokan ilmu, bisa-bisa kita ngikut2 aja apa yang orang lain lakukan padahal ga ngerti maksud dr ibadah tersebut.

Btw saat itu, saya kira, saya adalah satu-satunya jamaah haji HIS yang terhempaskan dan terpisah dari suami saya. Ternyata saat itu ada Teh Dwi yang sedang hamil diantar oleh Guide dari HIS, Bro Abdurrahman,yang langsung duduk ditempatkan di sebelah saya. Nampaknya Teh Dwi juga terpisah dari suaminya setelah ada gelombang besar manusia yang agak ricuh tadi.

Tapi sekali lagi, Alhamdulillah..Alhamdulillah…setelah shalat Subuh kami tidak memerlukan waktu lama untuk para suami mencari kami.

Saya sangat kagum dengan kegigihan Teh Dwi untuk semangat melanjutkan proses umrah dari thawaf menuju Sa`i. karena untuk orang yang tidak hamil saja, prosesi thawaf di pagi subuh hari itu benar-benar menguras tenaga..

Selanjutnya, seperti yang sudah disebut di atas, setelah Thawaf maka kami melakukan ibadah Sa`i. Kalau misalnya dulu saya membayangkan sa`i itu beneran berpanas-panasan dari suatu bukit Shafa ke Marwah, maka saya berfikiran kurang canggih XD,

Masya Allah, ternyata tempat ibadah sa`I mirip seperti hall panjang yang disiapkan sebanyak 2 lantai, dengan ubin dingin dan ber-AC. Lorong Ubin yang makin sedikit naik menanjak menuju Shafa dan Marwah

Dengan kondisi lantai yang sedemikan apiknya, tetap melakukan 7 putaran itu sangatlah capek (FYI:  lantai keras di tempat sa`i mungkin bisa membuat kaki itu sakit), jadi gunakan kaos kaki yang agak tebal seperti kaos kaki winter supaya nyaman sih kalau menurut saya.

Btw, kebayang ga sih Siti Hajar itu secapek apa? Kebayang ga sih Siti Hajar melintas 7 kali dari bukit Shafa ke Bukit Marwah di terik matahari? Kebayang ga sih segedeee apa imannya Siti Hajar sampai bisa patuh sama suaminya yaitu, Nabi Ibrahim untuk ditaro di Mekkah, yang saat itu aslik, ga ada apa2?

Kalau misalnya kita paham dan menyempatkan waktu untuk membaca kisah tentang Siti Hajar serta kaitannya dengan Shafa dan Marwah maka menurut saya, itu bisa menambah “feeling” kita saat melakukan Sa`i. memudahkan kita untuk berkonsentrasi saat melakukan Sa`i. Karena saat disana itu suasananya ramai, sehingga mungkin kita agak terbawa suasana yang ramai dan malah kurang konsentrasi.

Agar tidak lupa hitungannya, maka seperti yang dilakukan saat Thawaf, saya pun membagi “doa” saya saat di atas bukit Shafa & Marwah dari lingkungan terdekat saya hingga lingkaran terluar saya

Saat Sa`I ini saya bersama suami saya saja, tidak bersama2 dengan yang lain. Jadi memang untuk kelompok kami ini lebih individualis. Dan ini bukan hal yang negative, sama sekali.

Karena memang setiap pasangan suami istri punya phase sendiri-sendiri jadi daripada saling tunggu-menunggu, kan malah membingungkan yah?

Jadi Alhamdulillah, pihak HIS pun meskipun kami terpisah2, mereka tetap berusaha untuk meng-asistensi kami dengan memberitahu pintu keluar dari Masjidil Haram dan memastikan bahwa kami tidak kesasar pulang.

Jamaah Indonesia dan Afrika memang cenderung bergerombol dalam melakukan Sa`i. dan teruntuk Afrika, karena mereka tinggi besar, maka ketika bergerombol akan lebih keliatan “ Wowwww”. Suami saya bilang, kalau bisa saat melakukan Sa`I, begitu ada jamaah Afrika, kita jalan agak lebih cepat dari mereka supaya kita tetap bisa nyaman berdiri di bukit Shafa dan Marwa dan tidak terantuk antuk mencari space di bukit karena rombongan Afrika yang badannya besar-besar

Teman2, saat Ibadah Sa`I ini saya pun banyak melihat hal-hal yang ga umum, dengan kata lain saya melihat memang umat islam ini sungguh beragam, dan memang tantangan sekali untuk saling sabar mengingatkan agar bisa bersatu. Saat Sa`I, kami melihat orang-orang yang berdoa ke arah Shafa dan Marwah (harusnya ke arah Ka`bah) dan ada yang cenderung meratapi bukit dan ingin memegang batu dari bukit tersebut. Gerakan meratapi dan ingin memegang batu bukit ini cepat diantisipasi oleh Askar dari Masjidil Haram yang meminta mereka untuk minggir dari pinggir pagar kaca pembatas.

Setelah Sa`I sekitar jam 6.30, suami akhirnya melangsungkan Tahalul awal di “pusat pemotongan” rambut di sekitar masjidil haram, kalau untuk perempuan tahalul awal dilakukan di kamar masing2.

Alhamdulillah Alhamdulillah, akhirnya proses umrah sudah dilaksanakan, terimakasih ya Allah, akhirnya kami bisa melihat Ka`bah secara langsung hari ini..

Insya Allah, pada pos blog selanjutnya akan kami bahas kehidupan kami selama di Mekah dan pernak pernik kehidupan nya ya, doakan kami mempunyai kesempatan umur dan waktu untuk menyelesaikan pos tentang ibadah haji ini.

Salam,

 

Dita

 

Tambahan: Foto

Sesungguhnya memang ga banyak yang bisa diambil saat baru tiba, karena padat dan batere hape sudah sekarat. Ada beberapa foto yang akhirnya saya ambil dari hari2 setelahnya, tapi ga akan mengurangi makna juga sih 🙂

Haj-2
Rombongan Jemaah Haji Indonesia yang terlihat ketika pulang dari Masjidil Haram (Umrah)

 

Haj-3
Semoga Politik Arab Saudi tidak banyak riak sehingga manajemen haji ga terganggu ya, aamiin

Haj-4
Makanan begitu tiba di Mekah malam hari =Kombo makanan arab yang bikin saya bingung ini seimbangnya dimana T_T: Ayam Tepung, Kentang dan Jus jeruk

Haj-7
Sabun terbaik! dibeli ketika pulang dari masjid pasca proses umrah. Baunya itu ngangenin banget :”)

Haj-9
Oww..ku kira kostum ini hanya ada di TV TV, ternyata pakaian sehari2 beneran toh…

 

Haj-8
Suasana dekat salah satu pintu keluar saat kami istirahat pasca Sa`i

Haj-5
Madu untuk ibu2 mag seperti sayah, siap ditaro di tas, diminum pasca Sa`i

 

 

 

 

 

 

 

Haji dari Jepang

Curhat 2-Bapak Ibu Kyoko Naik Haji Dari Jepang (2018-HIS): Menginap di Narita & Transit di Srilanka (10-11 Agustus 2018)

Assalamualaikum, Alhamdulillah akhirnyaa terbuka lagi rasa optimis dan keinginan diri untuk menyelesaikan postingan tentang haji ini. Sebenernya  diri ini optimis dan ingin sih, tapi entah kenapa suka merasa sok sibuk, semoga kedepannya lebih rajin yah mengisi blog ini 🙂

Di pos ini saya akan membahas tentang perjalanan ke Narita dan Srilanka sebelum tiba di Mekkah. Kami memilih menginap di Hotel Narita Hedistar untuk mengejar penerbangan pagi esok paginya pada tanggal 11 menuju Srilanka dengan Srilankan Airline.

Total bawaan kami adalah 2 koper kecil dan 1 koper besarr banget. Koper besar ini kami kirim langsung ke Narita Airport via Kuroneko Yamato (kalau servis kirim bandara ada tax khusus jadi lebih mahal).Koper ini meskipun secara luar keliatannya jelek tapi bandel banget, merek American Tourister yang saya pakai sejak 2013 untuk pergi S2 ke Jepang.

Service Kuroneko ini agak mahal karena ada tax di airpot yang dikenakan pada barang,  tapi ini oke banget lah untuk nyimpen tenaga karena ga harus geret koper besar dari rumah.

1. Menuju Tokyo & Narita

Kebetulan perjalanan ke Tokyo dan Narita ini dilakukan pada hari Jumat tanggal 10 sehingga suami melakukan sholat jumat dulu di Masjid Okachimachi supaya bisa makan siang selanjutnya di Ayam ya muahhahahaha.

Berbeda dengan suasana berangkat haji dari tanah air yang heboh, ketika kami bersiap meninggalkan dorm menuju Narita tidak ada yang menemani kami jalan kaki hingga stasiun hihihi. Suasananya sepi bisa dibilang tapi kami menemukan kata “syahdu” lebih tepat kali ini. Yang saya merasanya suasananya akan menyedihkan karena tidak ada yang mengantar, tetapi mungkin untuk orang yang baper seperti saya suasana sepi syahdu ini yang dibutuhkan.

Eitss, tapi ga sepilu itu kok, Alhamdulillah ada penjaga dorm saya, yaitu Kobayashi-san yang memeluk saya sambil bilang “hati-hati di jalan”. Alhamdulillah, Allah Maha Baik 🙂

Akhirnya berangkatlah kami ke Tokyo dengan Shinkansen..Begitu tiba, sambil menunggu suami sholat jumat, saya pun membeli roti organik di daerah Ebisu untuk bekal makanan selama di pesawat (jikalau saya ga cocok dengan makanan pesawat), bekal selama di Srilanka (Jika selama di Srilanka ternyata susah dapet makanan), bahkan ketika di Jeddah (karena sesuai yang Tameer-san tulis di keterangan bahwa mungkin saja kita bisa menunggu selama 8 jam di Jeddah). Oiya, ini nama Toko Roti nya: Sora to Mugi to https://tabelog.com/en/tokyo/A1303/A130302/13164057/

Alhamdulillah ternyata membawa roti ini sangat berguna buat saya yang makannya ga boleh telat alias punya maag cukup akut. Dan karena roti ini adalah roti yang ga pakai ragi instan, roti ini bisa bertahan lebih lama dari roti pasaran dan tekstur nya masih OK lah meski keras2 dikit XD kwwk.

SUPER-RAMEN AYAM YA
Ayam Ya Okachimachi. Ramen yang rasanya paling Indonesia!

2. Sampai di Hotel HediStar

Kami naik Keisei Line dan jalan kaki tidak jauh menuju hotel HediStar. Alhamdulillah hotelnya baguss dengan ruangan yang ga kecil-kecil amat, ya tau bersama lah kita ya gimana ruangan hotel di Jepang.

SUPER-Hotel Di Narita
Hedistar Narita yang ternyata hotelnya bagus wkwk

Selama di hotel kami sibuk menulis doa-doa apa saja yang ingin kami panjatkan dan menulis doa dari kawan-kawan dan keluarga.Kenapa sih doa itu sampai harus ditulis? Karena saya membaca sebuah blog dari orang asing yang pernah haji bahwa “Kita tidak terbiasa untuk beribadah terus terusan, sehingga kita harus punya cukup “stok doa” ketika berada disana agar full aktivitas penuh ibadah dan mengingat Allah SWT”.

Maka saya habiskan malam itu dengan menulis segala rekues dan doa. Selain itu Alhamdulillah selama di hotel saya iseng membaca pengalaman orang-orang asing saat beribadah di tanah suci. Atas ijin Allah SWT menemukan banyak blog haji  yang isinya inspiratif pisan dan mencerahkan Alhamdulillah. Entah kenapa blog itu baru saya temukan ketika mau berangkat ke Mekkah, nampaknya Allah SWT ingin menampilkan yang terbaik di akhir biar perjalanan ini makin berkesan yaa. Sayangnya saya lupa apa alamatnya huaa

Di hotel saya juga sempet cuci baju, tapi karena cairan pencuci nya saya taruh di koper yang dibawah oleh Kuroneko ke bandara, akhirnya saya coba-coba cuci dengan sabun mandi. Alhamdulillah noda nya ilang euy ga bau pula dan ga ada efek gatel. Alhamdulillah…

Selama persiapan menuju Narita Airport dan transit ini, saya pun akhirnya menghimpun beberapa goal yang ingin saya capai selama haji. Sebenernya Sudah lama dipikirkan tetapi diniatkan secara bulat saat masa-masa menuju Narita Airport. entah nampaknya karena makin deg2an hehehe. Isi dari goal sya adalah:

  1. Bisa menjadi orang yang jarang berpikiran buruk kepada orang lain. Benar-benar berusaha mengurangi pikiran buruk kepada orang lain
  2. Sebagai orang yang sensitif, saya ingin memaafkan segala rasa sakit hati yang pernah saya rasakan
  3. Saya ingin mempunyai rasa ringan dalam berkomunikasi dengan orang arab, pakistan, mesir atau negara dengan sisters terbanyak di Jepang. Alias saya tidak merasa “awkward” ketika bertemu mereka
  4. Saya ingin punya teman nihonjin selama haji atau saya bisa berbahasa Jepang dengan nihonjin muslim ketika haji
  5. Saya ingin gaya hidup saya membaik ketika haji

[Masya Allah..ternyata apa yang saya tulis di atas ini benar-benar Allah SWT kabulkan semuanya..dengan berbagai caraNya, semoga sya rajin menulis hingga akhir aamiin jadi bisa tuntas dibaca sama teman2 juga]

Besok pagi tanggal 11 Agustus, kami akhirnya berangkat ke Narita Airport dengan menggunakan shuttle bus. Kami menahan makan ke restoran pagi2 karena takut terlampau telat untuk berkumpul dari waktu yang diharuskan (sekitar jam 8).Padahal sebagai pecinta kuliner, niat saya dan suami di bandara adalah untuk memakan makanan restoran halal :”) . Tapi itulah ujian kesabaran haji sudah dimulai. Kami menahan ego kami untuk makan di restoran halal agar bisa muncul muka tepat waktu di depan kawan2 grup HIS Colombo (HIS yang melewati Colombo).

3. Sampai di Narita Airport

Saat di Bandara pagi itu kami membagi tugas, saya yang membeli snacks pagi di Konbini (karena saya ada maag dan tidak boleh telat makan) sementara suami saya mengantri tukar duit riyal di Bandara. Kami tidak menukar banyak, sekitar 600 riyal saja plus 100 dollar totalnya jadi 7 man, dan di Saudi akhirnya menambah 1 man lagi. Kami memang berniat tidak terlalu banyak membeli oleh2 dan memakai kartu kredit saja. 

SUPER-EXCHANGE RATE
Nampaknya ini satu-satunya tempat penukaran duit Riyal yang tersedia di Narita

SUPER-duit arab saudi
Riyal yang sudah ditarik langsung dibagi ke dua amplop, untuk suami dan untuk saya ;D

Kami berfikir kalau tukar terlalu banyak riyal sedari dini  akan rugi sekali kalau ternyata tidak terpakai di ujung, dan kami bukan tipe-tipe yang membeli banyak oleh2. Di Terminal 1 kalau tidak salah, hanya ada 1 money changer yang menyediakan penukaran riyal dengan rate yang biasa aja. Terkait penukaran duit memang beda2, ada yang menukarkan di bank daerah sekitar ada juga yang mepet kayak kami tukar duit di bandara hehe

Setelah menukar duit, kami menuju tempat berkumpul grup HIS Colombo yaitu di depan counter Srilankan Airline. Disitu terlihat representasi grup HIS Orang Korea, bernama Han-san yang membawa bendera jepang agar orang2 paham dimana harus berkumpul. Lalu dia dengan terus-terusan mengingatkan

“Satu Ihram keluarkan dari koper, Tolong keluarkan satu

Ihram dari koper dan taro di backpack”

Kami kira maksud dari Han-san adalah: hati-hati koper bisa saja hilang ketika di Srilanka. Sehingga memang suami sudah menaro ihram di tas backpack sejak dari rumah dan beberapa peralatan esensial seperti baju ganti di koper besar. Sementara karena saya orangnya terlalu ekstra hati-hati saya membawa semua peralatan yang mungkin dibutuhkan sampai dengan waktu umrah selesai Mekkah pada hari pertama sampai disana.

Saat di Narita kami alhamdulillah sempat mengobrol dengan teman-teman satu gerombolan Colombo, saat itu saya mulai paham bahwa ada grup Ibu-ibu SRIT yang ikut berhaji. Masya Allah..bahagia banget ga sih satu tim kerja bisa naik haji bareng2 :”)

Proses check in Alhamdulillah berlangsung cukup baik. Cukup baik disini artinya tetap ada insiden kecil yang bisa dijadikan pelajaran. Ternyata teman yang check-in di depan HIS ini tidak membawa bukti pemesanan tiket pesawat yang dilampirkan oleh HIS. menurut pengakuan teman kami ini, beliau tidk dikirimkan oleh Tameer-san dokumen pemesanan tersebut ( Tameer-san adalah PJ Haji dari HIS). Sempat bingung dan deg2an, Alhamdulillah ternyata Ketua rombongan kami, Ustadz Fata, mempunyai salinan bukti tiket dari masing-masing peserta HIS.

Alhamdulillah sebelum kami berangkat pukul 11.20, Mas Haris sempat diantar oleh kawan baik dari Tunisia yang membawakan segepok anggur hijau dan kurma ruthob yang enak sekali. Kurma ini penting banget sebagai bekal sampai dengan Jeddah. Saat selesai check-in kami menuju ruang tunggu dan disana kami makan Onigiri sebagai bekal makan siang (sungguh detil yang tidak penting bukan)

Saat di ruang tunggu pesawat Srilankan Airlines, saya dan suami menyadari sesuatu yang ga kami pikirin akan terjadi: ternyata saya dan suami beda kursi di pesawat. Ternyata ada dua pasang suami istri yang tidak mendapatkan posisi sebelah-sebelahan. Buat saya yang kurang suka naik pesawat karena saya ga menikmati sensasi pesawat naik dan turun, tentu ini adalah masalah BESAR buat saya. Karena saya biasanya tipe tipe yang tangannya dipeganging kalau naik pesawat. Persis kayak Mama saya 🙂

Peristiwa ini bikin saya mikir, kenapa harus pas momen menuju haji, saat menuju negara yang belum pernah saya datangi, kok bisa ada kejadian ini? padahal sebelumnya belum pernah :). Mungkin orang akan berfikir bahwa saya mikir terlalu panjang, atau terlalu dalam mengambil hikmah..

Tapi menurut saya, Masya Allah, Allah punya banyak cara untuk membuat saya berfikir bahwa seberapapun mandiri kita terlihat, setelah menikah tetap kita pemimpin yang membuat diri kita “bergantung”. Untuk orang yang sebenernya cukup mandiri kayak saya, ternyata baper juga ya kalau pergi ke suatu negara baru ga ada suami di sebelah saya.

Alhamdulillah..ternyata menuju take off, ibu2 orang Jepang yang duduk di sebelah suami bersedia pindah tempat duduk..Alhamdulillah lho dia pindah, karena ternyata kita sama-sama berbagi benefit. Ternyata layar monitor tempat duduk asli si Ibu Nihonjin itu rusak ga bisa dipakai nonton XD, kasian banget kan udah disebelah bapak2 orang asing (suami saya) terus mati gaya ga bisa nonton..

Pasca drama ga dapat kursi sebelahan selesai, Alhamdulillah kami bisa menikmati segala hal yang disuguhkan oleh Srilanka Airline. Sejujurnya setelah memutuskan untuk mendaftar Paket Haji HIS yang paling murah, kami sudah mempersiapkan diri untuk mendapatkan servis yang bener-bener paling standar bawah..dan mempersiapkan diri untuk ga protes. Terlebih saya yang mungkin jiwa komplain nya cukup tinggi huhu.

Masya Allah..ternyata semuanya bener2 di atas ekspektasi. Saya salut smya Srilankan Airline rute Jepang-Srilanka yang menyajikan makanan yang ENAK! saya rasa maskapai Jepang harus belajar ke Srilanka nih cara menyajikan makanan halal yang enak XD. Karena kalau naik ANA itu biasanya kita dapet roti yang biasa dingin, membuat kita berfikir berarti standar menyajikan roti di pesawat ga mungkin kayak roti 焼きたて, jadi sangatlah senang dan terkejut ketika Srilankan Airline menyajikan kita roti yang masih hangat.

SUPER-MAKANAN HAJISUPER-MAKANAN PESAWAT5

SUPER-MAKANAN SRILANKAN AIR 2
Kumpulan makanan dari rute Jepang-Srilanka, Srilanka-Jeddah. Ada yang tidak terfoto, tapi insya Allah semuanya enak2, lebih baik dr makanan ANA eheheh

 

Jujur, saya ga nyangka kalau Srilankan Airline punya servis yang baik. Karena saya sendiri tidak terbayang seperti apa sih negara Srilanka berkembang tapi saya dan suami punya feeling nampaknya mereka sedang serius di bidang pariwisata, dan nampaknya dugaan ini ga gitu meleset, karena memang dari tahun 2012 jumlah wisatawan disana meningkat cukup drastis. 

Ketika di pesawat, kita juga mulai mulai dipersilakan mengenal budaya Srilanka yaitu dengan penyajian Ceylon Tea Asli Srilanka. Ceylon Tea ternyata mantap memang dikombinasikan dengan susu, wiiih rasanya itu ngangenin!

perjalanan dari Jepang ke Srilanka bisa dirangkum dalam satu kata: Menyenangkan. Alhamdulillah..Akhirnya setelah kurang lebih 8 jam, kami tiba juga di Bandara Nasional Srilanka: Bandaranaike.

Perjalanan penuh hikmah dan menggali titik kesabaran diri dimulai dari sekarang…

Sampai di Bandaranaike, Srilanka

Sampai di Bandaranaike, semuanya sudah menuju bagian Imigrasi dan saya harus segera menuju ke kamar mandi, dan Alhamdulillah kamar mandi nya tidak separah yang saya duga. Orang memang tidak mengantri. Melihat hal-hal yang seperti ini saya punya kata-kata penghibur yang saya pegang kalau pergi keluar Jepang:

Yang kurang “normal” itu orang Jepang, karena mereka benar-benar terlalu rapih. Kalau warga negara lain tidak rapih, berarti mereka bersikap “normal”. Mari doakan “kenormalan” ini berkurang.Aamiin

Setelah sampai di Bandaranaike kami menuju ke tempat imigrasi. Nah, untuk HIS Colombo ini, visa Srilanka diurus oleh kami masing2, HIS memang cendrung “ya lo bisa kann” untuk urusan ini hahaha. Jadi ya ampun kasian banget kan ada negara-negara tertentu yang mungkin urusan visa nya beda sendiri dibanding negara lain. Mayoritas kami alhamdulillah aman2 aja, tapi ada temen Indonesia yang salah menulis bulan kelahiran.

Selain itu, ternyata kami baru tau kala ternyata baggage itu tidak mampir dulu di Srilanka, melainkan langsung dibawa ke Jeddah. ZONNNK! Ini adalah masa-masa dimana sifat pasrah awal2 diuji.

Karena saya ga nyangka suami saya bisa “lupa” untuk membaca keterangan rinci dr HIS dan saya biasanya selalu nge-back-up suami saya XD tapi entah kenapa kali ini saya lupa, kayaknya saya terlalu percaya sama suami hahaha.. Tapi sebenernya saya bener ngerasa Allah SWT itu lagi ngasih saya sedikit “gambaran” kalau apa yang kita pikirin itu bisa aja kejadian dan harus cepet istighfar. Kenapa tuh?

Jadi sambil menatap kasian suami saya saat itu, di pikiran saya terlintas bahwa saya pernah 1-2 kali merasa kesal di masa persiapan haji karena suami saya sering meledek saya yang keliatan “bersiap berlebihan”, terus acap kali terbersit “nanti coba liat ya kalau misalnya persiapannya ga maksimal bakal kena batunya”. Hmm bener2 deh saya waktu itu keterlaluan yah..

Dan ternyata pas kejadiannya jadi kasian sama suami yang sabuk ihram, baju, dan celana semuanya ketinggalan di kabin. Astaghfirullah…bener2 di perjalanan haji ini setiap fase nya penuh hikmah.

Ternyata ga kita doang yang ga tau kalau itu bagasi langsung dibawa ke Jeddah, ada bapak dari pakistan (?), yang memang bapak ini tipe2 pendiem dan sendirian jadi kemungkinan dia tidak terinformasikan teman lainnya huhuuhu. Alhamdulillah setelah diurus ke baggage claim akhirnya bisa diambil dulu ihram nya. Kenapa memang ihram dan semua peralatan umrah harus dibawa di tas? karena selain takut ilang jaga2, kita bakal langsung “perform” umrah di hari pertama tanpa tidur di kasur sebelumnya :D, bener2 ga nyangka ada kekuatan untuk melek masya Allah…

Di Hotel Grand Oriental Colombo

Jadi katanya Grand Oriental Colombo ini termasuk hotel bagus, sehingga saya cukup waku waku juga ingin tau bgaimana suasana hotelnya. Hotel ini ternyata hotel yang sudah cukup tua (sangat sih sebenernya) dan tidak jauh dari situ terdapat pelabuhan juga. Hotel ini nampaknya masuk sebagai bangunan bersejarah nuansa kolonial, sayangnya tidak dirawat saja. Jadi meskipun keliatan megah dalamnya tetapi di luar cat terkelupas. Semoga manajemen hotelnya punya niat membereskan bagian ini hehehee.

Bangunan bersejarah seperti ini biasanya memang agak “horor” yah, maksudnya ya itu cenderung sepi dan gelap. Btw, hotel ini tidak menyediakan sikat gigi loh, mungkin memang setiap negara punya tradisi yang beda-beda ya, jadi amannya semua perkakas kebutuhan mandi dan bebersih badan dibawa semua di koper kecil yang kita taro di kabin. Selain itu juga lebih baik bawa deterjen agar bisa cuci baju/ daleman. lumayan kan ngurangin cucian kotor. Pas haji ini sebenernya saya menambah 1 moto hidup deh: “Jangan suka menunda cuci baju, sekali ada waktu cuci, ayo bangkit cuci baju!”

Oiya, yang saya suka dari Srilanka adalah makanannya yang nyaman di lidah, Alhamdulillah.Kalau dibandingkan dengan makanan Jepang jelas lebih berasa. Kalau misalnya Anda suka makanan India, pakistan, nah berarti bisa menikmati makanan Srilanka. Srilanka itu bangga akan pepaya nampaknya, karena salah satu menu minuman “welcome drink” dan minuman yang tersedia di menu sarapan adalah jus pepaya.

Di Srilanka kami sempet iseng beli Martabak dan kare yang rasanya Masya Allah enak banget..alhamdulillah ternyata mudah juga nuker duit, di hotel bagian resepsionis nyediain jasa tuker mata uang hehee.

Menuju berangkat balik ke Bandaraike Airport dari hotel kami bersiap2 menggunakan baju yang paling nyaman untuk dipakai sampai ke Jeddah, dipakai sampai nanti untuk thawaf umrah. Berarti siapkan baju yang paling sulit bau menurut saya hehehehe. Saya pakai gamis hitam dan jilbab panjang warna dusty blue.

Bagaimana dengan bapak2nya? yang laki-laki dan bapak2 sudah menggunakan baju ihram putih, kalau suami saya masih menggunakan celana pendek di dalam nanti sebelum masuk Miqat akan dilepas. Sebelum berangkat jelas sudah mandi yah 🙂

SUPER-Pasporhaji yang dicover
Passport Cover punya teman. Sebuah cara yang cukup gitu agar passport tetap rapih dari segala label dan stiker2 hehe. Jadi ketika haji itu, passport kita akan dilabeli sama beberapa stiker identitas. Passport kita jadi ramai 😀

SUPER-ISI TAS
Semenjak di Srilanka, saya sudah menyusun isi tas nya sesuai dengan kondisi nanti di “Mekkah”. Yang harus dibawa adalah: name tag identitas berisi nama Agen dan nomor Maktab (nomor camp di Mina). Selanjutnya di dalam pouch ber zipper ungu saya taro beberapa uang Riyal dan kartu2 penting (termasuk kartu kredit).

SUPER-ID DITA
Kartu identitas yang dibagikan HIS tidak boleh hilang. Selain dr HIS, Pemerintah Arab Saudi akan memberikan gelang identifikasi sebagai ganti passport (passport kita ditahan oleh pemerintah selama haji). Gelang identifikasi ini akan digunakan ketika berobat/menebus obat di klinik haji, atau untuk identifikasi jika terjadi apa2 selama di tanah suci (misal wafat, dll). Gelang itu wajib dipakai kapanpun (termasuk saat mandi). Namun karena mudah sobek juga, akhirnya gelang nya saya selipkan di name tag hehe

SUPER-HOTEL
Hotel di Colombo yang terlihat tentram agak menyeramkan ehhe

SUPER-Ayahnya Kyoko
Foto Ayah Kyoko bersama dengan rompi HIS. Ini foto ketika tiba di Srilanka pertama kali, rambutnya masih gondrong!

SUPER-BIS
Bis yang kita gunakan dari Bandara ke hotel, alhamdulillah bis nya cukup bagus 🙂

Berangkat ke Bandaranaike Kembali & Hikmah Peniti

Di Bandaranaike ini kalau misalnya kita merasa lapar, ada kok Burger King yang bisa dimakan dan dagingnya halal, saya konfirmasi langsung ke staff nya 🙂 jangan takut dengan bahasa, karena orang Srilanka itu bahasa Inggris nya bagus2 ehehehhe. Btw, dimulai dari sekarang akan banyak beda pendapat yang muncul yang penting kita sudah tau ilmunya dan yakin. Contohnya? ada bapak2 yang kekeuh pisan ngasih tau saya ini Burger King haram dagingnya :))

Btw, hal penting yang harus disiapkan adalah air putih buat minum. Karena ternyata susah nyari air putih di bandara, Alhamdulillah sempat nemu satu tempat air minum yang isi galonnya udah mau habis, jadi mungkin lebih baik isi air dr hotel kali ya?

Melihat hal lalu bahwa saya dan suami beda tempat duduk di pesawat, saya jadi berfikir bahwa kemungkinan besar saya dan suami bakal beda tempat duduk di perjalanan dari Srilanka ke Arab Saudi. JEDERRR XD dan ternyata benarr dong pemirsaaaaaahh 🙂 Sambil berdoa semoga nanti orang yang di sebelah kami berbaik hati mau pindah kursi huhu.

Menunggu masuk pesawat itu adalah salah satu bentuk ujian kesabaran mini juga..gimana caranya kita menghabiskan waktu dengan cara sebaik mungkin. Saat menunggu pesawat ini beberapa bapak2 mulai mencari peniti besar untuk mengaitkan kain ihram, yang mana ternyata saya ga bawa banyak peniti besar, kebanyakan peniti kecil. Ada salah satu kawan haji yang sama suami dianggap seperti adik sendiri, namanya Maulana. Maulana ini mahasiswa S1 Tohoku, kalau terlihat dari luar mungkin ga ngerasa kalau beliau mahasiswa S1 karena badannya tinggi bueesaaar.

Maulana ini butuh peniti dan saya memberikan dia 1-2 peniti yang saya punya, lalu tak lama kemudian suami saya iseng-iseng bertanya kebeberapa teman termasuk maulana, bertanya tentang nomor kursi. Ternyata setelah ditanyakan ke Maulana, tanpa disangka Maulana adalah orang yang dinanti oleh saya dan suami! karena doi orang yang duduk di samping suami XD! dari sekian banyak kemungkinan kenapa banget bisa Maulana ya? hahahaha Alhamdulillah ya Allah ga usah pake mikirin kemungkinan debat (jangan sampe) buat pindah kursi…sontak setelah diminta tukeran kursi, si Maulana ngomong: “Wah hikmah ngasih peniti nih!”

Bener juga ya! Masya Allah..sama Allah SWT langsung dibalas yah..balesnya lebih cepet dr refund shinkansen. Asli saya waktu itu bener2 kaget atas “kebetulan” yang jelas bukan kebetulan. Karena di dunia ini ga ada kebetulan hehehe 🙂

Perjalanan Selama di Pesawat

Alhamdulillah selama di pesawat…suasananya Syahdu banget..hampir ga ada tuh yang nonton TV di pesawat..semuanya fokus baca-baca buku manasik, menghafalkan doa untuk nanti thawaf dan sai. Atau mengisi waktu dengan tidur.

Alhamdulillah selama haji ini ada hal penting baru yang saya pelajari: ternyata tidur dengan bantal tidur pundak itu enak banget ya..masya Allah..terbantu banget sama bantal ini selama di kendaraan. Jadi mudah istirahat 🙂

Btw, karena ada bapak2 yang memang baru ganti ihram di pesawat, jadi kalau sudah menuju Miqat (tempat berniat haji dan Umrah), WC suka antri cukup lama hehe. Jadi ingat ada bapak2 asal Kagawa-ken yang beliau agak doki-doki takut ga keburu ganti ihram hehe.

Selama di pesawat, alhamdulillah kami berbarengan dengan jamaah asal Australia yang Pemimpin grup nya ada di pesawat kami. Pemimpin grup ini yang memimpin kami latihan bertalbiyah sebelum masuk miqat, dan bertalbiyah terus dari masuk miqat.Talbiyah dianjurkan terus kita lakukan sampai nanti kita tiba di masjidil haram.

Selesai sudah pos kedua tentang haji ini, insya Allah pos selanjutnya akan berbicara tentang masa masa di Mekah 🙂

Terimakasih untuk yang sudah meluangkan untuk membaca, semoga Allah SWT mempermudah persiapan Haji kita, dan memanggil kita (kembali) sebagai tamu Allah…

(duh gue tiba2 mata jadi menghangat…)

SUPER-RUTEJEDDAH
Tampilan layar rata2 penumpang pesawat menuju Jeddah dari Srilanka 🙂

Haji dari Jepang

Curhat 1-Bapak Ibu Kyoko Naik Haji dari Jepang (2018): Packing sebelum berangkat!

Assalamualaikum Pemirsa dari seluruh jagat internet dimanapun berada , apa kabarr? (mencoba gaul)

Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah atas izin Allah SWT yang sudah menggerakkan hati hamba-Nya dan membuat semesta mendukung untuk menyemangati kami, maka Ayah & Ibu Kyoko bisa berangkat haji Agustus 2018 kemarin 🙂 Terimakasih banyak ya 😀

Insya Allah meskipun saya orangnya biasanya suka banyak alasan dan tiba-tiba banyak nunda kerjaan, semoga pasca haji ini saya bisa lebih rajin termasuk menyelesaikan postingan tentang haji ini. PROK PROK PROK!!

Okeh, Insya Allah postingan pembuka ini akan membahas mengenai: Apa sih yang harus kita bawa ke tanah suci geeeeengssszzz?  Selain niat, jiwa yang sudah taubat serta pengetahuan yang sangat dalam tentang haji maka yang ga kalah esensialnya adalah: packing barang.

Berhubung saya adalah tipe-tipe yang mudah terbawa arus informasi, alias suka banyak banget googling tentang barang-barang yang harus dibawa, baik dr sumber indonesia ataupun masyarakat global (sori, biar canggih XD) jadi entah kenapa barang saya tuh banyak banget. Saya bukan orang yang bisa jalan-jalan dengan tentengan enteng sehingga mungkin banyak banget nanti yang ngeliat daftar bawaan saya bilang “duile lebay banget ini ibu”. Ga apa2, toh karena ada orang lebay kayak saya jadi teman2 bisa belajar bahwa barang2 tersebut tidak penting dibawa bukan? (pembelaan diri wakakak).

Oiya, sumber informasi dari sesama orang Indonesia sih biasanya kita dapat dari blog Dai Senpai Teh Ega yang masya Allah rajin bangett, kisahnya seru untuk disimak di: https://egadioniputri.wordpress.com/tag/diary-haji/

Daftar bawaan seseorang ga mungkin di copy-paste sempurna, sehingga apa yang saya bahas disini mungkin sedikit banyak bisa meleset, tetapi semoga bisa menambah ilmu pengetahuan bapak & ibu semua ya :D.

Poin2 yang dibahas di bawah ini hanyalah jabaran dari file excel yang berisi tentang barang bawaan yang saya bawa. File nya bisa dilihat disini ya: Hajj-Barang Bawaan

(pembuatan file seperti ini terinspirasi dari Teh Ega juga, terimakasih Teh Ega <3)

0. Seberapa harus lengkap yang dibawa?

Suami saya bilang bahwa sebaiknya yang dibawa itu hanyalah yang esensial dan sisanya dibeli saja di Mekah (untuk travel his-colombo 2018 perjalanan kami dimulai dari mekkah). Tetapi, saya berdiskusi dengan suami saya dan berpendapat bahwa sebaiknya semuanya dibawa sebisa mungkin dari Jepang sehingga sampai Mekkah sudah fokus hanya beribadah karena amunisi sudah lengkap 🙂 Ya tapi kalau tipe2 eksplorer atau lebih suka cari barang Made in Arab mungkin bisa cari semua disana. karena di Bin Da Wood sebenernya semuanya ada, seperti sleeping bag, namun ada beberapa yang lebih mahal sih dibandingkan di Jepang (DAISO) seperti collapsible water bottle untuk zamzam beda sekitar 100 yen harganya :).

1. Peralatan essensial khusus untuk Ibadah Haji

Yang jelas yang penting untuk dibawa adalah rompi dari travel (HIS berwarna biru) terutama untuk perempuan sebagai tanda pengenal, gunting untuk tahalul (ini ditaro di bagasi ya), sabuk ihram (Dapat dari HIS),drawstring pouch untuk lempar jumrah,  buku haji, catatan doa, termasuk sajadah.

Untuk sajadah walaupun sebenernya saya bawa dr Jepang, tapi saya lebih sering bawa ke masjid itu sajadah super tipis yang dibagikan di bis saat kami baru datang. Hebatnya itu sajadah Made in China lho! luarr biasaa negara itu!!

2. Kostum (Baju, Sepatu dan Tas)

BAJU

Baju yang sebaiknya dibawa adalah baju yang memang tidak tebal sehingga mudah untuk dilipat di dalam tas kita. Apalagi saat di “Inti Haji” yang mirip camping:  (MMA-M) : Mina-Muzdalifah-Arafah-Mina itu kita ga boleh bawa bawaan banyak sementara jumlah hari menginap nya panjang. Hal ini membuat kita harus bijaksana dalam memilih tipe bahan baju.

Apakah sebaiknya membeli baju di Mekkah sehingga bahannya bisa lebih pas terhadap cuaca disana atau lebih baik bawa semuanya dari Jepang?

Tentunya pendapat orang berbeda ya. Kalau sebelumnya saya survey ke teman-teman dan kakak kelas yang sudah berangkat, setengah berpendapat bahwa baju lebih enak beli disana karena bahannya lebih adem. Selain itu memang hampir semua yang saya tanyakan berkata bahwa mereka sempat berbelanja baju selama ibadah haji.

Kalau bertanya ke saya, maka jawabannya adalah: lebih baik tidak membeli baju disana. Karena saya, pertama,  adalah orang yang tidak jago untuk menawar barang. Kedua adalah karena saya merasa baju yang akan saya beli di Arab tidak akan terus-terusan saya pakai selama di Jepang atau Indonesia, sehingga saya merasa sayang sekali kalau hanya dibeli untuk kenang-kenangan. Lebih baik untuk beli sajadah yang dipakai terus.

Ketiga, entah kenapa saya merasa ga enak kalau selama di Mekkah itu saya melakukan hal yang tersier mengingat rute pertama haji saya langsung Mekkah bukan Madinah. Karena sayang aja masa-masa harus full ibadah tapi saya memutuskan mencari baju (ini beda kasus ya kalau emergency ga ada baju sama sekali). Mungkin kalau di Madinah pasca selesai rangkaian ibadah haji masih OK, tapi di Madinah uang kami udah cukup tiris wkkwkw.

Tips memilih Gamis (baju) yang nyaman tapi dibeli bukan di Arab?

Terus menurut saya: jangan pilih baju yang tingkat kenyamanannya sendiri kita ga tau sehingga ujung2nya ga dipakai. Jangan terburu-buru membeli baju (apalagi via Instagram), karena semua produsen biasanya selalu menuliskan tulisan : “Ademmm banget” “BEST MATERIAL”. Walaupun sebenarnya ga bener-bener tepat sesuai ekspektasi kita 😀

Jadi kalau bisa,  pakai dulu baju itu sekali untuk jalan2 jauh dan buat penilaian atas kenyamanannya. Dengan begitu kita bisa membuat strategi tentang baju apa saja yang harus kita bawa selama masa inti haji di Mina dan yang tidak terlalu mempunyai review baik bisa kita pakai selama di Mekkah atau Madinah.

Pilih Gamis dari bahan Kaos atau Katun. Untuk Kaos konsekuensi nya adalah badan kita bisa saja terlihat nyeplak sehingga harus pakai dalaman gamis. Sementara untuk katun konsekuensi nya adalah lechek, tapi tenang aja disana orang konsentrasi sama waktu sholat dan full ibadah sehingga ga akan merhatiin kita lecek apa enggak.

Oiya, Jenis Katun Balloteli menurut saya agak lebih panas meskipun tetap nyaman dan jatuhnya bagus di badan, tapi mungkin kebetulan gamis katun balloteli saya saja yang seperti itu 🙂

Saya itu tipe yang ga bisa ga setrika baju tapi entah kenapa selama disana saya akhirnya biasa aja cuek. Saya berfikir mendingan kita doa aja: “Ya Allah jangan biarkan saya/ibadah terganggu hanya dengan hal-hal sepele”. Mungkin doa ini terdengar sepele ya, tapi efeknya luar biasa ke saya! karena selain saya lempeng aja sama baju ga disetrika, saya juga lempeng aja sama bau badan di sekitar saya padahal aslinya saya tuh suka kesel banget kalau ada bau badan sendiri atau bau badan orang kecium hiks. Maafkan ya Allah Hamba-Mu ini berlebihan :((

Btw, kemaren saya pakai gamis yang OK banget dari Dhikrx Afra dan Al-Haura. Merek Dhikr ini nyaman alhamdulillah, hanya saja dia bener-bener lecek kalau ga disetrika, sekali lagi kalau pede dengan style berkerut2 hehehe saya rekomendasikan baju ini. Untuk Al-haura saya pakai gamis Line basic  warna hitam yang berbahan wolvis. Alhamdulillah nyaman sekali, dan saya kaget ternyata meskipun tebal tapi kok ga panas ya? :”)  satu kelemahannya adalah bahannya tebal sehingga agak susah dipakai untuk masa-masa inti haji di Minna. Tapi untuk ibadah sehari-hari di Mekah & Madinah sih Okee ya 😀

Screen Shot 2018-09-28 at 4.18.03 PM

*Ini gamis kaos yang saya beli dari Afra, saya beli yang warna Abu2 muda 😀

Baju warna apakah yang sebaiknya dipakai? Jumlah baju harus sebanyak apa?

Kalau saya liat dan perhatian, untuk baju percayalah bahwa yang dipakai itu tidak harus putih atau hitam (terus tiba2 inget rombongan ibu2 kambodja yang jilbabnya pink neon XD)  Menurut saya haji itu adalah perjalanan pribadi dimana kita berusaha untuk lebih baik dalam berpakaian mulai dari saat itu, sehingga baju haji yang kita pakai bukan baju yang hanya kita pakai saat haji. Melainkan baju yang akan kita pakai selanjutnya sehingga saat kita memakai baju itu di luar haji, bangkitlah segala memori dan romansa saat haji. Baju itu yang akan membuat kita mengingat kembali titik balik kita. 

Sehingga menurut saya: pakailah baju yang model & warna nya akan kita pakai juga pasca kita selesai haji. baju yang ga akan kita terlantarkan begitu kita pulang ke Jepang & Indonesia. 

Misalkan saya bukan penggemar warna putih karena akan membuat bodi saya kelihatan makin lebar dan susah dicuci, maka saya niatkan ini sebagai baju pesta. Sehingga saya memesan baju dari Ainayya id warna putih yang manis sekali

Screen Shot 2018-10-02 at 10.25.58 PM

Menurut saya memakai baju selain warna putih dan hitam itu sama sekali ga masalah. Silakan pakai baju warna beige, krem, dusty pink asalkan tidak asal tabrak dan membuat orang susah konsentrasi saat sholat hehehe

Apakah kita tidak boleh memakai baju bunga2? Menurut saya sih ga apa-apa banget! pakai saja gamis yang sudah ada di lemari. Tenang saja, karena toleransi kita terhadap pola bunga-bunga itu ga ada apa2 nya dibandingkan jamaah sisters dari Afrika. Asli! mereka warna-warni banget! dan dengan cara itulah mereka terlihat berbeda dan mudah dikenali. Jadi, kalau misalnya tidak terbiasa pakai atasan sampai bawahan hitam ya jangan memaksakan, tapi misalkan ingin mencoba sensasi pakai gamis hitam juga boleh kok :D, tapi jangan lupa dipakai lagi di masa2 non haji biar ga mubazir 😀

Tentang jumlah baju yang dibawa saat ibadah haji: saya membawa 9 buah termasuk untuk menginap selama di Tokyo dan transit di srilanka. Apakah menurut ibu2 sekalian saya lebay? yaa benar!! hahahaa emang lebay banget sih.

Untuk jumlah baju sebenarnya yang paling penting mencakup:

  1. Masa-masa camping mina-muzdalifah-arafah-mina yang kira2 berlangsung 5-6 hari dan 1 hari setelahnya di Mekkah. Karena sampai Mekkah (dari Mina) kita ga mungkin langsung cuci baju. Simpan setidaknya 1 baju bersih di Mekkah sebelum bertolak ke Mina
  2. Setelah itu, jika kita termasuk orang yang ga suka pakai baju berkali-kali alias badan mudah terkena penyakit kulit (seperti saya), maka hitunglah jumlah baju sebanyak jumlah bermalam di madinah. Karena biasanya hotel di Madinah itu bagus dan Hotel bagus itu biasanya ga punya tempat khusus laundry bebas kayak di hostel-hostel di Mekah. Jadi bye bye deh kalau mau nyuci baju.

Nyuci baju dalam ruangan bisa kali dit?? Nah itu rejeki kalau misalnya kita satu ruangan dengan sesama orang Indonesia. Gmana kalau dapet rejeki satu kamar sama orang non-Indonesia yang punya budaya beda tentang kepantasan menjemur baju di dalam ruangan? hehehehehhe

Memangnya harus pakai dalaman baju dan gamis ya selama disana?

Saya termasuk orang yang paling malas unutk menggunakan dalaman gamis karena takut panasss dan ga terbiasa tapi katanya Ibu saya penting banget dipakai saat haji untuk ngurangin bau keringat . Ternyata pakai dalaman gamis memang tokcer banget  untuk orang yang lebih mudah mengeluarkan keringat dan gampang bau badan semacam saya. Apalagi pas dikasih Allah rezeki haji saat summer kan..wow…

Alhamdulillahnya dalaman gamis yang saya bawa itu ga panass untuk dipakai dann bisa dipakai untuk baju tidur, selain itu bisa jadi andalan saya selama di Mina (dengan ditambah cardigan ya). Saya dapat rekomendasi dalaman gamis baju ini dari kawan saya Retnovita dan akan saya rekomendasikan juga untuk teman2 yang mau berangkat 🙂 Namanya Minah Basic dari Alila hijab. Bagaimana untuk Inner pants?

Untuk saya yang sering duduknya ga ngeliat keadaan dan dari dulu lebih sering ngangkang (karena ga sengaja), jadi lebih baik memang pakai inner pants. saya bawa dua yang pertama seri dari Uniqlo dan Amily Hijab. Amily Hijab ini lebih panjang dari Uniqlo tapi lebih tebel karena dia ada kantong juga, sementara yang seri Uniqlo ga ada.

Screen Shot 2018-09-28 at 4.02.32 PMScreen Shot 2018-09-28 at 4.18.46 PM

JILBAB

Selama disana ternyata saya cukup sering juga menggunakan hijab segi empat, bahkan saat di tenda mina pun. Karena kebetulan saya tipe2 pengguna hijab segi empat jadi terkadang memang lebih nyaman hijab segi empat. Saya biasanya menggunakan merek Rashawl untuk hijab polos segiempatnya :D,

Untuk hijab tipe langsung saya membawa sekitar 4 dan yang paling nyaman dipakai adalah merek dari alila hijab yang seperti ini: Screen Shot 2018-09-28 at 4.15.12 PM

Menurut saya ini oke banget bahannya dan jenis pet kepala nya juga nyaman dipakai. Cuman yah tetep yah karena dia sepertinya bahannya ga murni cotton tetep bau kalau keringetan ya bau :D. Saya juga beli yang merek Afra yang harus di serut di salah satu sisi, itu akhirnya hampir ga pernah saya pakai karena saya ga nyaman dengan jenis yang harus di peniti lagi kanan kiri. Mungkin karena saya ga terbiasa pakai kerudung semi-instan yang jenis seperti itu ya? hehehehe

SEPATU & KAOS KAKI

Saya beli sepatu mirip crocs yang dipakai daiso dan masya Allah ternyata ini berguna bangetttt selama di Mina terutama, karena dia nyaman dipakai dan setelah basah2 masih mudah kembali ke keadaan semula ga harus dikeringin dulu dll. Ini juga enak untuk dipakai untuk bolak balik ke Masjidil Haram selama di Mekkah. Paling yang jadi kendala ini crocs gede banget kali ye, apalagi ukuran kaki saya yang nyentuh angka 41-42.

Suami juga pakai crocs dan memang nyaman banget. Kendalanya adalah ketika lempar jumrah dimana kita harus jalan di luar ruangan saat panas dan jauh, entah kenapa kaki saya melepuh, mungkin seharusnya saya pakai walking shoes alih2 crocs. Ataupun, menggunakan alas kaki yang cukup tebal?

Ngomong2 kaos kaki, saya bawa banyak kaos kaki. Kenapa? karena kaki saya mudah berkeringat dan mengeluarkan bau, ini issue saya dari SMA, sehingga saya harus sering ganti kaos kaki supaya tidak mengganggu orang di Masjid :D, Membawa alas kaki tebal itu penting juga untuk mereka yang sensitif dengan dinginnya dan kerasnya lantai dari Masjidil Haram. Saya pun cukup sering menggunakan alas kaki winter saya 😀

Btw saya kalau packing memang sering menggunakan ziplock biar lebih terstruktur aja hehe. Merek kaos kaki biasa (non winter) favorit saya adalah: 1) Moyr Hijab (warna bagus, tebel dan tahan banting karetnya) 2) MUJI (cukup tebal, nyaman, hanya saja kurang panjang tetapi untuk kaos kaki tebel winter kualitas bahan MUJI emang terbaik sih! ) 3)SOKA Indonesia (saya kira ini bakal cepet beludruk bahannya, ternyata tahan banting juga :).

BLOG-Tentang Packing Haji 6

Kembali ke bahasan sepatu, selama di airport atau perjalanan menuju Arab Saudi dan saat di Madinah, saya menggunakan walking shoes merek TOMS. menurut saya ini emang enak banget sih buat jalan. cuman solnya ga gitu tebel, jadi begitu balik haji langsung kerasa tipissh nya 😀

btw kenapa saya milih TOMS juga karena dia punya gerakan untuk memberikan satu pasang sepatu untuk anak2 yang ga mampu dari setiap sepatu yang kita beli :D, jenis sepatunya kayak gini nih btw:

Screen Shot 2018-10-09 at 10.32.32 PM

TAS

Setiap travel memberikan fasilitas tas yang berbeda2. Kalau MIAN dan Air1 memberikan shoulderbag kecil yang bisa dibawa kemana2 untuk kegiatan penting (seperti sa’i& thawaf, serta lempar jumrah ), HIS sepertinya untuk poin ini harus belajar kepada 2 travel tersebut. Alih2 memberikan shoulder bag, HIS justru memberikan tas sebesar tas laptop yang menurut saya kurang efektif digunakan, karena gede banget kan, dipake ke masjid juga kurang nyaman. Sebenernya bisa dipahami sih.. karena HIS adalah travel yang masih baru dalam mengurusi haji,jadi mungkin belum tau “Hajj 101” dengan baik.

Alhamdulillah menuju berangkat ke Arab, ada seorang kawan baik yang memberikan saya hadiah tas shoulder bag MUJI yang jenisnya seperti gambar dibawah ini.  Tas ini oke banget sih untuk teman2 yang mencari shoulder bag untuk haji. saya ga tau harganya berapa, tapi saya lihat harga shoulder bag muji yang sejenis (dengan jumlah kantong mungkin lebih sedikit) masih masuk akal. Saya bukan termasuk “big spender” untuk barang2 tersier seperti tas (kecuali dikasih sama suami ga bisa nolak hehe), jadi komentar saya kayaknya masih bisa di percaya deh :p eheheh

 

Screen Shot 2018-10-09 at 8.08.40 AMScreen Shot 2018-10-09 at 8.08.47 AM

insya Allah kalau mau masukin notes, cemilan, hape, dan obat-obatan masih banget bisa masuk. Cuman kalau mau masukin dompet yang tebel dan alas sholat kayaknya giri-giri mepet untuk muat :).

Jadi biasanya saya menggunakan shoulder bag ini untuk melakukan ibadah sa’i, thawaf, dan dipakai untuk membawa barang2 penting selama mabit di mina, muzdalifah, dan arafah. Saat thawaf saya ga bawa dompet, melainkan saya taro di pouch yang berisi kartu yang penting dan uang, jadi tipiss deh bisa masuk. Saat rangkaian di MMA (Mina, Muzdalifah, Arafah) saya pindahkan barang2 penting dari dompet dan hanya menggunakan pouch tipis. Dannn…sampai sekarang jadi ketagihan bawa shoulder bag ini kalau lagi jalan2 sama anak.

Selain shoulder bag, saya bawa juga tote bag ini untuk dibawa ke masjid dan diisi keperluan2 seperti botol minum, collapsible water bottle, snacks, alquran, buku2, sajadah. Isinya bisa banyaak banget. Kalau saya memutuskan untuk lama di masjid pada hari itu, maka saya membawa tas ini agar semua keperluan bisa terbawa.

Tas ini, serunya, menarik perhatian Askar (petugas penjaga keamanan?) di Masjidil Haram untuk mengecek isi dari tas ini karena lebih besar dari rata-rata tas yang dibawa orang ke masjid. Nah, hampir setiap saya bawa tas ini saya dicek sama askar nya Masjidil Haram (kalau Masjid nabawi sih semua bawaan hampir pasti di cek ya). Hal ini ga menyurutkan niat saya bawa Tote bag sih, karena banyak yang menggunakan tote bag seukuran saya :D, justru ngerasa kagum dan happy juga diperiksa Askar nya berarti askar nya bener2 berhati2 dan bekerja dengan baik 😀

 

Screen Shot 2018-10-09 at 8.09.13 AM

 

2. Peralatan Cuci & Konsumsi

BLOG-Tentang Packing Haji 13BLOG-Tentang Packing Haji 7BLOG-Tentang Packing Haji 5

Untuk peralatan cuci, saya kurang teliti disini. Seharusnya yang saya bawa adalah deterjen bubuk ya bukan deterjen cair wkwkw biar ga repot. Tapi ga apa2 yang penting tetep bisa dipakai dengan baik. Saya menggunakan ARIEL untuk di hari2 non Ihram dan Sarasa Organik untuk hari2 Ihram. Ini adalah merek yang memang saya biasa pakai. untuk ARIEL ini oke banget untuk ngilangin bau keringat di segala tempat, apalagi untuk saya yang mudah berkeringat huhu bener2 berterimakasih sama yang buat formula nya ARIEL. Untuk Sarasa organik, ini saya biasanya pakai untuk cuci baju Kyoko, atau cuci jilbab batik atau jilbab organic cotton yang saya jual (oiya, saya jualan di IG: @pasarditakyoko, haahahha ga apa2 yah promosi plis plis plis).

Saat di Arab, saya sempet beli juga tambahan deterjen bubuk di toko kelontong sebelah hostel di Mekah yang performa nya lumayan lah meski ARIEL masih yang terbaik :”)

Semuanya saya labelin pakai tempelan bulat warna pink untuk saya dan biru untuk suami agar tak tertukar2. wadah nya tentu saya beli di Daiso kebanggaan rakyat Jepang itu :”). Kalau ada yang saya pengen ulang packing, saya akan bawa pewangi baju juga karena setelah masa2 di MMA (Mina, Muzdalifah, Arafah) yang manaaa dalam keadaan ihram dan ga pake wangi2an, saya jadi kangen sama pewangi baju secara saya adalah penikmat pewangi baju dan suka ngeliat jejeran produk pewangi baru di supermarket hihihi.

Untuk Peralatan makan, saya bawa tempat makan beli di DAISO ukuran kecil untuk dibawa-bawa ke masjid karena saya punya maag yang cukup parah, selain itu saya juga membawa madu yang dituang ke botol botol kecil yang seharusnya dipakai untuk skincare. Tapi itu efisien sih karena begitu lapar sekali saya langsung pencet aja botol madu nya 😀 apalagi saat2 seperti thawaf dan sa’i.

Pisau apakah butuh? kalau Anda tipe yang suka makan buah seperti saya, lebih baik bawa saja ya 😀 yang terbuat dari ceramic merk DAISO emang oks bangets!

3. Peralatan Mandi & Kesehatan (Termasuk Skincare)

 

 

BLOG-Tentang Packing Haji 23

 

Karena ada sebuah tragedi kurang menyenangkan dengan OL Shop wardah di Indonesia (ada aja memang ujian kesabaran menuju haji), akhirnya hanya suami saya saja yang pakai paket wardah ini, sementara saya menggunakan produk yang saya beli terpisah. Menurut info suami sih produknya OK, terutama untuk si sabun buat ujung kepala ujung kaki.  Sedangkan moisturizer sebenarnya suami saya ga gitu pakai apalagi deodorant XD. Jadi kayaknya emang lebih baik produk wardah ini yang pakai perempuan ya biar terutilisasi sempurna.

Untuk saya, saya pakai pelembab nivea untuk keperluan saat ihram, sementara Vaselin cocoa untuk di saat2 biasa. Alhamdulillah karena sejak hari pertama sudah dipakai saya tidak ada kendala kulit kering alhamdulillah 🙂 Untuk pelindung dr matahari, saya membawa dua untuk mengetes mana yang lebih praktis *iseng

saya bawa yang dalam bentuk cair dan yang dalam bentuk stick (AQUA UV Stick), setelah menggunakannya berhari2 saya berani bilang bahwa membawa UV Stick adalah keputusan tepat karena setelah 2-3 jam biasanya kan kita mengulang pemakaian krim tabir surya di wajah dan dengan model stick itu lebih mudah aja pemakaiannya :D, jadi kalau saya saranin bawa aja UV Stick. kelemahannya? cuman bisa dipakai sendiri dan pasangan? mungkin geli kali yah kalau bekas wajah kita dipakai orang lain? apa saya aja yang terlalu geli? XD

Saya bawa masker yang LULULUN warna pink untuk pemakaian selama di mekkah, buat dipakai menjelang tidur, lumayan banget bikin muka seger, Alhamdulillah ga nyesel bawa masker ini selama haji :”). Untuk deodorant saya pakai Nivea dan untuk sabun yang dipakai dalam keadaan ihram bermerek: Miyoshi.

Salah satu benda yang memegang peranan penting selama haji adalah: refreshing sheet yang digunakan sebagai pengganti mandi muahahahaha. Lumayan banget loh untuk menangkat bau-bau badan dan segala dekil dekil dari ujung ke ujung :”). Pilih yang fragrance free ya! saya sih pakai yang merk KOSE. btw yang bau lemon merek BIORE juga oke kok dipake saat2 ga ihram :D. Saya ga tau di Indonesia ada apa enggak, tapi kalau berangkat dari Jepang & Anda tipe2 pengen menghilangkan dekil secepat mungkin, mari beli ini! (pls KOSE hire sayaa).

Kenapa ga langsung mandi aja kok pake refreshing sheet? Karena saya termasuk males lama2 ngantri mandi dan ga tenang mandi kalau digedor2 orang T_T dan ditungguin orang banyak aku suka ga tega T_T *duile sentimentil

Btw, ngomong2 soal label melabel. Sebenernya mungkin terdengar lebay kalau saya bilang saya melabeli semua benda termasuk pasta gigi secara kan banyak banget noh merk pasta gigi yang ada di pasaran mana mungkin kan ada yang sama? Tapi ternyataa ohh ternyataa pemirzaaaaa saya menemukan ada kawan sekamar saya makai yang sama XD, kayaknya bahkan 2 orang XD, untung dilabelin kalau enggak bisa asal pake. *ya kalau asal pake juga ga apa kali ya saling ikhlas

2. Obat-Obatan & Perintilan penting (baca: dirasa penting tapi ternyata ga penting) lainnya

 

Ada beberapa barang yang sebenernya ga berguna-guna banget buat saya selama proses Haji, mungkin bukan ga berguna ya tapi lebih ke arah bahwa diri saya tak mampu mengutilisasi sempurna benda itu, gitu loh (sama aja kali dit), oke kita bahas:

  1. Suction Hook

Alhamdulillah pemerintah arab saudi banyak berbenah terkait fasilitas WC yah nampaknya, salah satunya dengan adanya suction hook alias cantolan pintu di kamar mandi. Sehingga membawa suction hook bukan suatu keharusan yang hakiki (wuazekkk)

2.  Pocary Sweat

Banyak yang merekomendasikan bawa ini, tapi ini sama sekali ga kepakai untuk saya. Kenapa? karena saya memang dasarnya bukan penikmat minuman sejenis ini dan lebih memilih minum banyak banget air putih 😀

3.   Perintilan Gantungan Baju

Saya bawa banyak jenis gantungan baju, mulai dari gantungan baju buat di door knob atau yang untuk digantung di railing pintu. Nyatanya di lapangan hihi ini tidak terpakai. Di masa-masa aktif mencuci di Mekkah XD, yang terpakai oleh saya adalah tali jemuran, jempit jemuran dan gantungan kecil-kecil untuk daleman hehehe. Yang lainnya akhirnya pun tersimpan di koper :’)

4. Pampers Dewasa

Sungguhlah sebuah keisengan sempurna kenapaa saya niat banget bawa pampers. Karena mikirnya pampers dewasa ini akan jadi solusi jitu saat saya susah nahan pipiss. TERNYATA alhamdulillah ga sesusah itu dapet WC, maksudnya memang ga semudah di Jepang tapi ga sampai tahap harus nahan pipis sampe harus di celana. Alhamdulillah,

Tapi ini lumayan banget sih sebenernya performanya dibandingkan disposable underwear..tapi sayangnya ini tebal jadi ngabisin ruangan di backpack kita hehee

Sekiannnn bahasan dari saya dulu ya terkait bawaan untuk Haji 2018 dari Jepang. kalau ada yang bisa dibantu terkait haji dari Jepang silakan komen atau email saya di anindita.zein@gmail.com 🙂

Sampai ketemu di pos selanjutnya ya 😀

 

パン調査, Jepang, Kuliner, Uncategorized

Jika terjebak di Nagoya Station seharian penuh, jajan dimana?

Assalamualaikum warahmatullah,

Alhamdulillah akhirnya bisa menulis lagi tentang makanan (yang sangat saya cintai :”)), dan tulisan kali ini didedikasikan untuk teman2 di PPI Nagoya.

Awalnya saya skeptis untuk mencari jajanan yang enak di Stasiun Nagoya karena suasananya begitu ramai dan begitu banyak Mall. Terlalu pusing untuk di navigasi. Tetapi justru itu poin plusnya, dengan banyak Mall berarti pilihan jajan akan lebih banyak dengan peluang mencari makanan yang halal dimakan pun terbuka luas. WOW :”), apalagi dengan adanya Mall Takashimaya yang terkenal mempunyai Lantai B1 berisi makanan jajanan snacks kelas wahid Jepang, aww harusnya saya lebih banyak bersyukur.

Insya Allah pos ini akan dibagi ke dalam beberapa pos karena saya pun masih meng-email ke beberapa toko snacks jajanan yang ada di Nagoya Station yang terlihat enak. Sehingga untuk kali ini, saya akan membahas jajanan yang pernah saya makan di stasiun ber jam gadang emas ini yang sebelumnya sudah saya konfirmasi halal aman & rasanya di atas rata-rata (menurut saya wkwk)

I. BOUL’ANGERIE (Takashimaya Lantai I )

Link yang berguna: https://tabelog.com/en/aichi/A2301/A230101/23064176/ & https://kurumino.com/boulange/ (Maaf semuanya dalam bahasa Jepang)

Lokasi: ジェイアール名古屋タカシマヤ 1F 北ブロック デリシャスコート (JR Takashimaya Bagian Utara dekat dengan gate Shinkansen)

Status Kehalalan: Secara umum tidak menggunakan shortening hewan, emulsifier dan margarine yang berasal dari bahan hewani. Spray yang digunakan adalah spray berbahan dasar tumbuhan. ada roti yang menggunakan alkohol & ada pula yang bebas alkohol. Jenis roti yang direkomendasikan (yang boleh dimakan) adalah yang akan diterangkan/ dituliskan di bawah ini 🙂

Tanggal Konfirmasi: 5 April, 2018.

Boul’angerie adalah toko roti perancis dibawah naungan Baycrew yang manaaa Baycrew ini juga mempunyai 2 restaurant lain seperti Flipper’s Pancake & Luke’s lobster yang aman dimakan. Khusus untuk pancake nya, menu yang sudah dikonfirmasi aman dimakan adalah grand menu nya ya 🙂 (定番メニュー). Sebelumnya nama dari toko roti ini adalah Gontran Cherrier, yang mana adalah nama dari Ahli roti terkenal perancis. Desas desus terdengar ahli roti ini keluar dari Jepang dan tokonya akhirnya berganti nama menjadi Boul’angerie. (duh kok kayak akun gosip yah postingan ini -_-)

Boul’angerie buka lebih pagi dari rata-rata toko roti lain, sekitar jam 07.30,sehingga membuat toko roti ini pilihan tepat bagi mereka yang harus menunggu teman atau keluarga datang ke Nagoya Station di awal hari, atau mereka sang pemburu shinkansen pagi dan bingung sarapan apa ya baiknya? hehe

Boul’angerie menyediakan pilihan yang cukup beragam dan staff baycrew sangatlah baik hati dalam menjawab pertanyaan melalui email, sehingga kita pun menjadi semangat untuk menghargai jawaban mereka dengan membeli produknya (adeuh alasan buat belanja :”))

Tidak seperti kebanyakan toko roti di Nagoya yang tidak menyediakan ruangan makan, Boul’angerie justru mempunyai ruangan santap yang sangat luas (untuk ukuran jepang), dan cukup ramai terlihat baik orang lokal ataupun orang asing yang menghabiskan waktu disini.

Dibawah ini teman2 bisa cek ya jenis roti yang bisa dimakan:

BoulangeriNagoga

Croissant dan Baguette nya disebut-sebut enak banget sehingga saya pun tertarik mencoba. Saya mencoba ”Apple Flipper/Apple Turnover” atau bahasa perancis-nya Chausson aux pommes (ショーソン・オ・ポム), Croissant, Cream Cheese Muffin, dan Cacao Baguette.

Jika ada dari nama roti di atas yang tidak dimengerti, atau kurang jelas, mohon langsung  menghubungi saya di : anindita.zein@gmail.com ya 🙂

Harga dari keseluruhan roti nya termasuk mahal menurut saya, tetapi croissant nya cukup murah kurang dari 200 yen. Kenapa saya bilang murah karena dengan 2 koin kurang kita bisa dapat croissant dengan volume yang cukup besar (dengan ingredients halal) dan lokasi dekat dengan 改札口 pintu masuk kereta shinkansen ^^, 便利!

Rasa Butter dari croissant nya memang nusuk banget dengan level krauk yang OK meskipun dimakan dingin, tetapi bukan croissant terbaik yang pernah saya makan. Tapi ini sudah di atas rata-rata rasa croissant umumnya yaa, jadi patut dicoba!

“Apple Flipper” nya sangatlah menarik untuk dicoba karena volume nya yang gede pisan dan bentuk yang cantik. Untuk adonan pie/pastry nya menurut saya OK banget, enakk, ga bikin eneg dan cukup krauk. Tetapi pasta apel yang dipakai di dalam roti sayangnya bukan pasta apel yang segar.

Saya masih ingat jelas rasa Apple Pie dari toko roti Boulangerie Papi Pain yang berlokasi di 植田駅, di dalam pie nya terdapat Aomori Ringo /Apel Aomori yang asem manis, yang tekstur apel nya masih bisa dirasakan lidah. Beuhh, itu baru pie berisi apel! maa, iya sih itu bukan termasuk jenis “Apple Flipper”, tapi masih satu famili sehingga aman untuk dibandingkan hehe.

Cream Cheese muffin nya enak dengan jumlah cream cheese yang termasuk banyak :”)! dan Cocoa Baguette nya meskipun suami saya heboh karena kok keras banget, tetapi saya menikmati sangat karena saya dan anak termasuk penggemar roti keras. Adonan Cocoa Baguette nya punya kadar pahit yang asyik buat dinikmati oleh saya saya 🙂

Pain au chocolat atau croissant coklat nya juga OK untuk dicoba, untuk anak kecil mungkin bakal suka ini karena rasa butter yang nendang plus bongkahan coklat di dalam, siapa yang bisa nolak juga kan?

Blog-NagoyaEki6

Blog-NagoyaEki3

 

II. Pierre Marcolini (Nagoya Midland Square-B1 (Sebelah TOMIZ)

Link yang berguna: https://tabelog.com/en/aichi/A2301/A230101/23004138/ (Maaf semuanya dalam bahasa Jepang) & https://store.c-c-c.co.jp/DefaultBrandTop.aspx?bid=pierre

Lokasi愛知県 名古屋市中村区 名駅 4-7-1 ミッドランドスクエア B1F

Status Kehalalan: Pada produk yang saya sebutkan insya Allah aman dari bahan2 hewani, termasuk di dalamnya Emulsifier hewani, shortening hewani, begitu juga dengan minyak pengoles saat pemanggangan (dalam produk Eclair misalnya). Selain itu insya Allah aman dari alkohol

Tanggal Konfirmasi: 12 Juli 2017

Pierre Marcolini adalah merek coklat kelas wahid yang berasal dari Belgia dan dari segi harga memang lebih mahal dari rata-rata (banget). Kemarin2 ini saya sempat tertarik dengan eskrim coklatnya (lebih tepatnya anak saya lagi pengen banget es krim -_-) dan ternyata sang petugas Toko dengan sangatt baik hati mengkonfirmasi ke pusat tentang ingredients dari es krim tersebut yang ternyata AMAN! Emulsifier nya berasal dari tumbuhan.

Rasa coklatnya lebih ke pahit, sehingga cocok untuk orang dewasa. Sekali mencoba insya Allah kita paham memang ini eskrim coklat amat berkualitas. Besok2nya saya tertarik ingin mencoba eclair dan parfait (yang sayangnya sampai sekarang belum sempat), dan mengkonfirmasi langsung ke pusat  lewat email. Menurut pihak Pierre Marcolini, produk eclair & parfait yang bisa dimakan adalah:

チョコレートパフェ、パフェマリアージュⅠ、パフェルトゥショコラ

& エクレアチョコレート。(Silakan dicocokkan dengan yang ada di menu yah namanya :))

Saya insya Allah ada rencana mencoba parfait dan eclair nya, nanti saya kasih review nya ya:)

Blog-NagoyaEki11Blog-NagoyaEki2

Lagi musim panas gini emang yang paling enak itu ya makan kakigori & eskrim ya, untuk yang sedang ada di sekitaran Nagoya Station dan yang ingin mencicipi eskrim premium selain godiva & lindt, ini bisa jadi pilihan yang menarik sangat!

 

III. Krispy Kreme (JR Takashimaya Lantai I, Seberang Hattendou, Sebelah Boul’angerie)

Link yang berguna: https://tabelog.com/en/aichi/A2301/A230101/23036234/ (Maaf semuanya dalam bahasa Jepang)

Lokasi愛知県 名古屋市中村区 名駅 1-1-4 ジェイアール名古屋タカシマヤ 1F

Status Kehalalan: Ada beberapa produk yang tidak menggunakan alkohol & Tidak menggunakan produk hewani (kecuali telur, dairy products dan seafood)

Tanggal Konfirmasi: Juni, 2016 (Yang mengkonfirmasi adalah senpai yang bisa dipercaya 🙂 )

Gerai Donat yang terkenal dengan original Glazed nya yang manish legit ini berlokasi di sebelah BAKE Cheese Tart (yang sayangnya ga bisa dimakan karena emulsifier nya berasal dari hewan begitu juga dengan Pablo Mini Cheese Tart menggunakan bahan hewani non dairy products jadi belum bisa dikonsumsi ya 🙂 ).

Varian Krispy Creme yang bisa dimakan adalah:

KrispyKreme Aman

 

Saya sendiri bukan fans garis keras dari Krispy Kreme karena menurut saya terlalu manish dan akhirnya membuat saya kangen dengan DD ehehehe. Tapi untuk varian coklat nya insya Allah masih bisa ditolerir manishnya :), selamat mencoba Krispy Kreme, kawan!

Blog-NagoyaEki17

 

IV. Garrett Popcorn (JR Takashimaya Lantai I)

Link yang berguna: https://tabelog.com/en/aichi/A2301/A230101/23055987/ (Maaf semuanya dalam bahasa Jepang)

Lokasi愛知県 名古屋市中村区 名駅 1-1-4 ジェイアール名古屋タカシマヤ 1F

Status Kehalalan: Emulsifier yang digunakan pada produk berasal dari tumbuhan

Note: Status aman dimakan ini mungkin tidak berlaku untuk seasonal products alias 期間限定, jadi sebaiknya di cek terlebih dahulu sebelum mengkonsumsi produk musiman tersebut.

Tanggal Konfirmasi: 19 Oktober 2017

Garrett Popcorn pertama kali dibuka di Chicago pada tahun 1949 dann sekarang sudah punya cabang dimana2 :), untuk di Jepang, kalau tidak salah ada di Osaka, Tokyo & Nagoya. Alhamdulillah beli popcorn enak berkualitas ga usah pergi ke Tokyo dulu :”)

Kalau bertanya kepada saya varian apa yang paling nendang, jawabannya: AlmondCrisp dan Chicago Mix. AlmondCrisp dipilih karena Almond nya yang memang garing dan agak hambar sehingga mengimbagi rasa caramel yang manisssh ngiuuung. Chicago Mix adalah kombinasi hampir sempurna antara keju yang sangat asin menurut saya dengan karamel yang super manis, sehingga menjadi: seimbang :D.

Blog-NagoyaEki9

 

V. Gozasourou (JR Takashimaya Lantai BI)

Link yang berguna: https://tabelog.com/en/aichi/A2301/A230101/23039273/dtlrvwlst/ (Maaf semuanya dalam bahasa Jepang)

Lokasi愛知県 名古屋市中村区 名駅 1-1-4 ジェイアール名古屋タカシマヤ B1F

Status Kehalalan: http://www.gozasoro.co.jp/products/aka.html >> Ingredients insya Allah aman sudah di cek di website. Minyak untuk pengolesan sudah dicek dan berasal dari tumbuhan Insya allah

Tanggal Konfirmasi: 10 Juli 2018

Saya bukan fans dari Azuki karena biasanya orang membuatnya terlalu manishhh sampai-sampai terkadang saya suka menyisihkan sedikit azuki agar tetap bisa memakan permukaan kue tradisional tersebut sampai habis (tidak boleh dicontoh). Tetapi khusus untuk Gozasourou ini saya bisa tahan dengan Azuki nya karena tidak terlalu mengigit manisnya tapi tetap legit. Harga yang ditawarkan pun tidak mahal sehingga cocok dijadikan oleh2 ketika ada undangan berkumpul atau untuk diberikan kepada orang yang lebih tua. Oiya, selain ada Azuki ada juga kacang putih yang mana saya lebih suka kacang putih yang manishhnya biasa saja tapi lebih pulen dari Azuki 😀

Btw, Gozasourou ini sebenernya punya banyak sebutan, ada yang menyebut Taiyaki? ada yang menyebut Imagawayaki juga dan yang saya tahu Gozasourou ini adalah sebutan khas untuk kue sejenis ini di daerah Himeji.

Blog-NagoyaEki22Blog-NagoyaEki21

 

VI. DONQ (近鉄パッセ) 

Link yang berguna: https://tabelog.com/en/aichi/A2301/A230101/23039081/ (Maaf semuanya dalam bahasa Jepang)

Lokasi愛知県 名古屋市中村区 名駅 1-2-2 近鉄パッセ B1

Status Kehalalan: Setiap toko DONQ punya kebebasan untuk membuat roti manis/asin sendiri, sehingga untuk roti manis /asin (bukan roti tawar) harus ditanyakan ke masing2 toko. Melihat pengalaman di Tsukuba, Staff Donq ini sangatlah baik dan sigap menjawab pertanyaan satu-satu kita tentang roti yang bisa dimakan. Khusus untuk roti tawar dan baguette bahannya terpusat sehingga bisa dibilang kalau seluruh jepang mempunyai cara & sistem pembuatan yang sama. Alhamdulillah nya roti tawar & baguette nya tidak mengandung alkohol begitu juga dengan bahan hewani pada emulsifier & shortening. Minyak olesan atau spray pun berasal dari nabati.

Tanggal Konfirmasi: 6 April 2018

Roti dari DONQ yang bisa dimakan dalam artian untuk semua cabang insya Allah aman adalah: フランスパン(バゲット、パリジャン等)、
パン・ド・ミ、ハードトースト、さやわかな食卓. Saya sendiri adalah penyuka roti tawar dari DONQ ini karena selain harganya yang masih masuk akal untuk jenis merek menengah ke atas, rasanya di atas rata-rata. Lembut tetapi tidak terlalu bertekstur basah :). Saya biasanya memakan roti dengan selembar keju yang di panaskan dengan Oven Toaster di suhu terendah selama 5 menit. Menurut seorang pembuat roti di sebuah acara TV yang membahas roti, cara terbaik untuk menghangatkan roti adalah dengan menggunakan suhu rendah tetapi lebih lama sehingga dalamnya tetap lembut dan luarnya garing.

Blog-NagoyaEki27

 

VI. Pastel Purin(Sunroad Meitetsu) 

Link yang berguna: https://tabelog.com/en/aichi/A2301/A230101/23052992/ (Maaf semuanya dalam bahasa Jepang)

Lokasi愛知県 名古屋市中村区 名駅 1-2-1 名鉄百貨店本店 店 B1F

Status Kehalalan: Di cek melalui ingredients langsung di toko nya. yang bisa dimakan: Nameraka purin & Uji Matcha purin. Untuk purin lain langsung saja ya tanya ke tokonya 🙂

Pastel terkenal akan nameraka purin atau custard puddingnya, anehnya menurut saya Uji Matcha Purin nya lebih enak daripada produk nameraka purin nya. Untuk custard pudding (nameraka purin) lebih nendang buatan 治一郎 Jiichiro (website: http://jiichiro.com). Biasanya saya suka beli ini ketika mengunjungi Tokushige Hills Walk. Harganya sekitar 320円 untuk 1 cup kecil memanjang (semoga saya ga salah inget harga :”))

Untuk Matcha Purin dari Pastel ini rasanya kental, manis dengan sedikitt pahit matcha. Volume nya cukup membuat kenyang, dan alhamdulillah tahan untuk 2 hari jadi bisa dimakan sedikit sedikit 🙂

Blog-NagoyaEki18

 

Kira-kira itu dulu ya yang kita bahas untuk kali ini, sebenernya masih ada beberapa jajanan yang sedang saya konfirmasi, kalau nanti sudah ada keterangan tambahan akan saya update lagi yaa. Sebenernya makanan yang aman dimakan itu buanyaak! hanya kita butuh lebih gigih untuk bertanya 😀 Selamat mencoba makanan enak & aman yang ada di Nagoya Station!

 

パン調査, Jepang, Kuliner, Uncategorized

Jika terjebak di Nagoya Station seharian penuh, jajan dimana?

Assalamualaikum warahmatullah,

Alhamdulillah akhirnya bisa menulis lagi tentang makanan (yang sangat saya cintai :”)), dan tulisan kali ini didedikasikan untuk teman2 di PPI Nagoya.

Awalnya saya skeptis untuk mencari jajanan yang enak di Stasiun Nagoya karena suasananya begitu ramai dan begitu banyak Mall. Terlalu pusing untuk di navigasi. Tetapi justru itu poin plusnya, dengan banyak Mall berarti pilihan jajan akan lebih banyak dengan peluang mencari makanan yang halal dimakan pun terbuka luas. WOW :”), apalagi dengan adanya Mall Takashimaya yang terkenal mempunyai Lantai B1 berisi makanan jajanan snacks kelas wahid Jepang, aww harusnya saya lebih banyak bersyukur.

Insya Allah pos ini akan dibagi ke dalam beberapa pos karena saya pun masih meng-email ke beberapa toko snacks jajanan yang ada di Nagoya Station yang terlihat enak. Sehingga untuk kali ini, saya akan membahas jajanan yang pernah saya makan di stasiun ber jam gadang emas ini yang sebelumnya sudah saya konfirmasi halal aman & rasanya di atas rata-rata (menurut saya wkwk)

I. BOUL’ANGERIE (Takashimaya Lantai I )

Link yang berguna: https://tabelog.com/en/aichi/A2301/A230101/23064176/ & https://kurumino.com/boulange/ (Maaf semuanya dalam bahasa Jepang)

Lokasi: ジェイアール名古屋タカシマヤ 1F 北ブロック デリシャスコート (JR Takashimaya Bagian Utara dekat dengan gate Shinkansen)

Status Kehalalan: Secara umum tidak menggunakan shortening hewan, emulsifier dan margarine yang berasal dari bahan hewani. Spray yang digunakan adalah spray berbahan dasar tumbuhan. ada roti yang menggunakan alkohol & ada pula yang bebas alkohol. Jenis roti yang direkomendasikan (yang boleh dimakan) adalah yang akan diterangkan/ dituliskan di bawah ini 🙂

Tanggal Konfirmasi: 5 April, 2018.

Boul’angerie adalah toko roti perancis dibawah naungan Baycrew yang manaaa Baycrew ini juga mempunyai 2 restaurant lain seperti Flipper’s Pancake & Luke’s lobster yang aman dimakan. Khusus untuk pancake nya, menu yang sudah dikonfirmasi aman dimakan adalah grand menu nya ya 🙂 (定番メニュー). Sebelumnya nama dari toko roti ini adalah Gontran Cherrier, yang mana adalah nama dari Ahli roti terkenal perancis. Desas desus terdengar ahli roti ini keluar dari Jepang dan tokonya akhirnya berganti nama menjadi Boul’angerie. (duh kok kayak akun gosip yah postingan ini -_-)

Boul’angerie buka lebih pagi dari rata-rata toko roti lain, sekitar jam 07.30,sehingga membuat toko roti ini pilihan tepat bagi mereka yang harus menunggu teman atau keluarga datang ke Nagoya Station di awal hari, atau mereka sang pemburu shinkansen pagi dan bingung sarapan apa ya baiknya? hehe

Boul’angerie menyediakan pilihan yang cukup beragam dan staff baycrew sangatlah baik hati dalam menjawab pertanyaan melalui email, sehingga kita pun menjadi semangat untuk menghargai jawaban mereka dengan membeli produknya (adeuh alasan buat belanja :”))

Tidak seperti kebanyakan toko roti di Nagoya yang tidak menyediakan ruangan makan, Boul’angerie justru mempunyai ruangan santap yang sangat luas (untuk ukuran jepang), dan cukup ramai terlihat baik orang lokal ataupun orang asing yang menghabiskan waktu disini.

Dibawah ini teman2 bisa cek ya jenis roti yang bisa dimakan:

BoulangeriNagoga

Croissant dan Baguette nya disebut-sebut enak banget sehingga saya pun tertarik mencoba. Saya mencoba ”Apple Flipper/Apple Turnover” atau bahasa perancis-nya Chausson aux pommes (ショーソン・オ・ポム), Croissant, Cream Cheese Muffin, dan Cacao Baguette.

Jika ada dari nama roti di atas yang tidak dimengerti, atau kurang jelas, mohon langsung  menghubungi saya di : anindita.zein@gmail.com ya 🙂

Harga dari keseluruhan roti nya termasuk mahal menurut saya, tetapi croissant nya cukup murah kurang dari 200 yen. Kenapa saya bilang murah karena dengan 2 koin kurang kita bisa dapat croissant dengan volume yang cukup besar (dengan ingredients halal) dan lokasi dekat dengan 改札口 pintu masuk kereta shinkansen ^^, 便利!

Rasa Butter dari croissant nya memang nusuk banget dengan level krauk yang OK meskipun dimakan dingin, tetapi bukan croissant terbaik yang pernah saya makan. Tapi ini sudah di atas rata-rata rasa croissant umumnya yaa, jadi patut dicoba!

“Apple Flipper” nya sangatlah menarik untuk dicoba karena volume nya yang gede pisan dan bentuk yang cantik. Untuk adonan pie/pastry nya menurut saya OK banget, enakk, ga bikin eneg dan cukup krauk. Tetapi pasta apel yang dipakai di dalam roti sayangnya bukan pasta apel yang segar.

Saya masih ingat jelas rasa Apple Pie dari toko roti Boulangerie Papi Pain yang berlokasi di 植田駅, di dalam pie nya terdapat Aomori Ringo /Apel Aomori yang asem manis, yang tekstur apel nya masih bisa dirasakan lidah. Beuhh, itu baru pie berisi apel! maa, iya sih itu bukan termasuk jenis “Apple Flipper”, tapi masih satu famili sehingga aman untuk dibandingkan hehe.

Cream Cheese muffin nya enak dengan jumlah cream cheese yang termasuk banyak :”)! dan Cocoa Baguette nya meskipun suami saya heboh karena kok keras banget, tetapi saya menikmati sangat karena saya dan anak termasuk penggemar roti keras. Adonan Cocoa Baguette nya punya kadar pahit yang asyik buat dinikmati oleh saya saya 🙂

Pain au chocolat atau croissant coklat nya juga OK untuk dicoba, untuk anak kecil mungkin bakal suka ini karena rasa butter yang nendang plus bongkahan coklat di dalam, siapa yang bisa nolak juga kan?

Blog-NagoyaEki6

Blog-NagoyaEki3

 

II. Hattendou (Seberang Boul’angerie-Takashimaya Lantai I )

Link yang berguna: https://tabelog.com/en/aichi/A2301/A230101/23045001/ (Maaf semuanya dalam bahasa Jepang)

Lokasi愛知県 名古屋市中村区 名駅 1-1-4 ジェイアール名古屋タカシマヤ 1F

Status Kehalalan: Margarine yang digunakan menggunakan bahan nabati dan bahan yang berasal dari dairy products. Nyuukazai (emulsifier) yang terdapat dalam Kurimu-pan rasa cokelat berasal dari tumbuhan.

Note: Status aman dimakan ini mungkin tidak berlaku untuk seasonal products alias 期間限定, jadi sebaiknya di cek terlebih dahulu sebelum mengkonsumsi produk musiman tersebut. 

Tanggal Konfirmasi: 20 April, 2018.

Blog-NagoyaEki5

 

Hattendou adalah perusahaan kurimu-pan terkenaaaaaal yang berpusat di Kota Mihara, Hiroshima dari tahun 1933. Niat awal dari pembuatan kurimu-pan ini adalah:  sang pendiri ingin membuat suatu makanan yang bisa membuat penduduk bahagia di tengah masa Great Depression saat itu. Dari niat “sederhana” itu, perusahaan kurimu-pan ini sekarang menjadi mulai mendunia, kalau ga salah di Singapore ada loh gerai nya :”)

Rasa Kurimu-pan yang saya paling suka adalah Matcha & Fresh Cream, rasanya Matcha nya masih ada desir-desir pahit dan rasa Fresh Cream nya pun tidak terlalu manis, PAS. Dan krim nya ga bikin enegg. Biasanya setelah beli tidak langsung saya konsumsi, melainkan saya taruh di kulkas dan saya konsumsi besok pagi nya.

Btw, untuk mereka yang tidak suka roti yang terlalu lembut mungkin akan lebih susah menerima keseluruhan tekstur & sensasi nya, jadi lebih baik jangan langsung beli banyak ya 🙂 beli satu dulu saja.

III. Krispy Kreme (JR Takashimaya Lantai I, Seberang Hattendou, Sebelah Boul’angerie)

Link yang berguna: https://tabelog.com/en/aichi/A2301/A230101/23036234/ (Maaf semuanya dalam bahasa Jepang)

Lokasi愛知県 名古屋市中村区 名駅 1-1-4 ジェイアール名古屋タカシマヤ 1F

Status Kehalalan: Ada beberapa produk yang tidak menggunakan alkohol & Tidak menggunakan produk hewani (kecuali telur, dairy products dan seafood)

Tanggal Konfirmasi: Juni, 2016 (Yang mengkonfirmasi adalah senpai yang bisa dipercaya 🙂 )

Gerai Donat yang terkenal dengan original Glazed nya yang manish legit ini berlokasi di sebelah BAKE Cheese Tart (yang sayangnya ga bisa dimakan karena emulsifier nya berasal dari hewan begitu juga dengan Pablo Mini Cheese Tart menggunakan bahan hewani non dairy products jadi belum bisa dikonsumsi ya 🙂 ).

Varian Krispy Creme yang bisa dimakan adalah:

KrispyKreme Aman

 

Saya sendiri bukan fans garis keras dari Krispy Kreme karena menurut saya terlalu manish dan akhirnya membuat saya kangen dengan DD ehehehe. Tapi untuk varian coklat nya insya Allah masih bisa ditolerir manishnya :), selamat mencoba Krispy Kreme, kawan!

Blog-NagoyaEki17

 

IV. Garrett Popcorn (JR Takashimaya Lantai I)

Link yang berguna: https://tabelog.com/en/aichi/A2301/A230101/23055987/ (Maaf semuanya dalam bahasa Jepang)

Lokasi愛知県 名古屋市中村区 名駅 1-1-4 ジェイアール名古屋タカシマヤ 1F

Status Kehalalan: Emulsifier yang digunakan pada produk berasal dari tumbuhan

Note: Status aman dimakan ini mungkin tidak berlaku untuk seasonal products alias 期間限定, jadi sebaiknya di cek terlebih dahulu sebelum mengkonsumsi produk musiman tersebut.

Tanggal Konfirmasi: 19 Oktober 2017

Garrett Popcorn pertama kali dibuka di Chicago pada tahun 1949 dann sekarang sudah punya cabang dimana2 :), untuk di Jepang, kalau tidak salah ada di Osaka, Tokyo & Nagoya. Alhamdulillah beli popcorn enak berkualitas ga usah pergi ke Tokyo dulu :”)

Kalau bertanya kepada saya varian apa yang paling nendang, jawabannya: AlmondCrisp dan Chicago Mix. AlmondCrisp dipilih karena Almond nya yang memang garing dan agak hambar sehingga mengimbagi rasa caramel yang manisssh ngiuuung. Chicago Mix adalah kombinasi hampir sempurna antara keju yang sangat asin menurut saya dengan karamel yang super manis, sehingga menjadi: seimbang :D.

Blog-NagoyaEki9

 

V. Gozasourou (JR Takashimaya Lantai BI)

Link yang berguna: https://tabelog.com/en/aichi/A2301/A230101/23039273/dtlrvwlst/ (Maaf semuanya dalam bahasa Jepang)

Lokasi愛知県 名古屋市中村区 名駅 1-1-4 ジェイアール名古屋タカシマヤ B1F

Status Kehalalan: http://www.gozasoro.co.jp/products/aka.html >> Ingredients insya Allah aman sudah di cek di website. Minyak untuk pengolesan sudah dicek dan berasal dari tumbuhan Insya allah

Tanggal Konfirmasi: 10 Juli 2018

Saya bukan fans dari Azuki karena biasanya orang membuatnya terlalu manishhh sampai-sampai terkadang saya suka menyisihkan sedikit azuki agar tetap bisa memakan permukaan kue tradisional tersebut sampai habis (tidak boleh dicontoh). Tetapi khusus untuk Gozasourou ini saya bisa tahan dengan Azuki nya karena tidak terlalu mengigit manisnya tapi tetap legit. Harga yang ditawarkan pun tidak mahal sehingga cocok dijadikan oleh2 ketika ada undangan berkumpul atau untuk diberikan kepada orang yang lebih tua. Oiya, selain ada Azuki ada juga kacang putih yang mana saya lebih suka kacang putih yang manishhnya biasa saja tapi lebih pulen dari Azuki 😀

Btw, Gozasourou ini sebenernya punya banyak sebutan, ada yang menyebut Taiyaki? ada yang menyebut Imagawayaki juga dan yang saya tahu Gozasourou ini adalah sebutan khas untuk kue sejenis ini di daerah Himeji.

Blog-NagoyaEki22Blog-NagoyaEki21

 

VI. DONQ (近鉄パッセ) 

Link yang berguna: https://tabelog.com/en/aichi/A2301/A230101/23039081/ (Maaf semuanya dalam bahasa Jepang)

Lokasi愛知県 名古屋市中村区 名駅 1-2-2 近鉄パッセ B1

Status Kehalalan: Setiap toko DONQ punya kebebasan untuk membuat roti manis/asin sendiri, sehingga untuk roti manis /asin (bukan roti tawar) harus ditanyakan ke masing2 toko. Melihat pengalaman di Tsukuba, Staff Donq ini sangatlah baik dan sigap menjawab pertanyaan satu-satu kita tentang roti yang bisa dimakan. Khusus untuk roti tawar dan baguette bahannya terpusat sehingga bisa dibilang kalau seluruh jepang mempunyai cara & sistem pembuatan yang sama. Alhamdulillah nya roti tawar & baguette nya tidak mengandung alkohol begitu juga dengan bahan hewani pada emulsifier & shortening. Minyak olesan atau spray pun berasal dari nabati.

Tanggal Konfirmasi: 6 April 2018

Roti dari DONQ yang bisa dimakan dalam artian untuk semua cabang insya Allah aman adalah: フランスパン(バゲット、パリジャン等)、
パン・ド・ミ、ハードトースト、さやわかな食卓. Saya sendiri adalah penyuka roti tawar dari DONQ ini karena selain harganya yang masih masuk akal untuk jenis merek menengah ke atas, rasanya di atas rata-rata. Lembut tetapi tidak terlalu bertekstur basah :). Saya biasanya memakan roti dengan selembar keju yang di panaskan dengan Oven Toaster di suhu terendah selama 5 menit. Menurut seorang pembuat roti di sebuah acara TV yang membahas roti, cara terbaik untuk menghangatkan roti adalah dengan menggunakan suhu rendah tetapi lebih lama sehingga dalamnya tetap lembut dan luarnya garing.

Blog-NagoyaEki27

 

VI. Pastel Purin(Sunroad Meitetsu) 

Link yang berguna: https://tabelog.com/en/aichi/A2301/A230101/23052992/ (Maaf semuanya dalam bahasa Jepang)

Lokasi愛知県 名古屋市中村区 名駅 1-2-1 名鉄百貨店本店 店 B1F

Status Kehalalan: Di cek melalui ingredients langsung di toko nya. yang bisa dimakan: Nameraka purin & Uji Matcha purin. Untuk purin lain langsung saja ya tanya ke tokonya 🙂

Pastel terkenal akan nameraka purin atau custard puddingnya, anehnya menurut saya Uji Matcha Purin nya lebih enak daripada produk nameraka purin nya. Untuk custard pudding (nameraka purin) lebih nendang buatan 治一郎 Jiichiro (website: http://jiichiro.com). Biasanya saya suka beli ini ketika mengunjungi Tokushige Hills Walk. Harganya sekitar 320円 untuk 1 cup kecil memanjang (semoga saya ga salah inget harga :”))

Untuk Matcha Purin dari Pastel ini rasanya kental, manis dengan sedikitt pahit matcha. Volume nya cukup membuat kenyang, dan alhamdulillah tahan untuk 2 hari jadi bisa dimakan sedikit sedikit 🙂

Blog-NagoyaEki18

 

Kira-kira itu dulu ya yang kita bahas untuk kali ini, sebenernya masih ada beberapa jajanan yang sedang saya konfirmasi, kalau nanti sudah ada keterangan tambahan akan saya update lagi yaa. Sebenernya makanan yang aman dimakan itu buanyaak! hanya kita butuh lebih gigih untuk bertanya 😀 Selamat mencoba makanan enak & aman yang ada di Nagoya Station!